Polemik Stairlift di Borobudur: Kemudahan Aksesibilitas Versus Konservasi Cagar Budaya

Pemasangan stairlift di Candi Borobudur oleh Injourney, awalnya ditujukan untuk memfasilitasi kunjungan pejabat tinggi negara, kini menuai pro dan kontra. Di satu sisi, fasilitas ini dipandang sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pengunjung dengan keterbatasan fisik, terutama lansia dan penyandang disabilitas. Namun, di sisi lain, keberadaannya memicu kekhawatiran akan potensi dampaknya terhadap kelestarian candi yang merupakan warisan budaya dunia.

Tanto Soegito Harsono, Ketua DPD Walubi Jawa Tengah, yang merasakan langsung manfaat stairlift, mengungkapkan bahwa fasilitas ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan berjalan. Setelah menjalani perawatan pascaoperasi kaki, ia merasa sangat terbantu dengan adanya stairlift. Biasanya ia harus menggunakan tongkat untuk naik ke Candi Borobudur.

Bhante Phrakhruwinaitorn Rungdet juga menyampaikan apresiasi serupa. Ia berharap pemerintah dapat terus mendukung keberadaan stairlift ini, terutama bagi para lansia dan tokoh agama yang seringkali memiliki masalah dengan mobilitas.

Di sisi lain, Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia (IAAI) menyoroti perlunya kajian mendalam terkait dampak pemasangan stairlift terhadap struktur dan kelestarian Candi Borobudur. IAAI menekankan pentingnya menimbang potensi risiko yang mungkin timbul, meskipun mereka mendukung program pemerintah dalam melestarikan cagar budaya.

Injourney sendiri telah memberikan klarifikasi bahwa stairlift yang dipasang bersifat portable dan tidak merusak struktur candi. Mereka mengklaim bahwa pemasangan dilakukan dengan teknik sipil yang sangat hati-hati dan tanpa menggunakan paku atau pengeboran.

Kontroversi seputar stairlift di Candi Borobudur ini mencerminkan dilema antara kebutuhan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi semua orang dan kewajiban untuk melindungi warisan budaya yang tak ternilai harganya. Keputusan akhir mengenai kelanjutan penggunaan stairlift ini berada di tangan pemerintah dan Injourney, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk masukan dari para ahli dan masyarakat.