Minimnya Kesadaran Vaksinasi Newborn: Ancaman Serius Bagi Kesehatan Anak
Fenomena penolakan vaksinasi pada bayi baru lahir masih menjadi isu krusial yang dihadapi dunia kesehatan. Padahal, pemberian imunisasi sejak dini merupakan fondasi penting dalam melindungi bayi dari ancaman penyakit menular yang berpotensi menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Vaksinasi pada newborn menjadi perisai pertama bagi bayi, mengingat sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sempurna.
Ketua Komnas KIPI, Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), SubSp IPT, M.Trop.Paed., menekankan pentingnya pemberian vaksin polio oral dan hepatitis B segera setelah bayi dilahirkan. Vaksin polio oral berfungsi mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, sementara vaksin hepatitis B melindungi bayi dari infeksi hati kronis yang dapat berkembang menjadi kanker hati di kemudian hari.
Imunisasi pada bayi dilakukan secara bertahap, dimulai sejak lahir hingga usia satu tahun. Tujuannya adalah untuk membangun sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai virus dan bakteri berbahaya yang dapat menghambat tumbuh kembang anak. Berikut adalah vaksin wajib yang diberikan pada fase newborn:
- Hepatitis B: Diberikan dalam waktu 24 jam setelah kelahiran untuk melindungi hati dari infeksi hepatitis B kronis.
- Polio: Diberikan secara oral (OPV) atau suntikan (IPV) mulai usia satu bulan untuk mencegah penyakit polio.
- BCG: Biasanya diberikan pada usia 2-3 bulan untuk mencegah tuberkulosis (TBC) yang menyerang paru-paru.
- DPT: Diberikan pada usia 2-4 bulan untuk mencegah difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
Reaksi demam setelah imunisasi sebenarnya merupakan indikasi positif bahwa sistem kekebalan tubuh bayi sedang aktif membentuk antibodi. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak dapat bereaksi berbeda terhadap vaksin, dan konsultasi dengan dokter anak sangat dianjurkan.
Prof. Hindra juga menyoroti risiko serius yang mengintai bayi jika tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Selain berpotensi menderita penyakit yang seharusnya bisa dicegah, bayi juga dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain, terutama kelompok rentan seperti lansia dan individu dengan gangguan sistem imun. Kurangnya informasi yang benar dan valid menjadi faktor utama dalam penolakan vaksinasi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu mencari informasi dari sumber yang terpercaya, seperti dokter anak, institusi kesehatan resmi, atau organisasi profesi kesehatan.
Vaksinasi merupakan investasi kesehatan jangka panjang bagi anak. Dengan imunisasi lengkap dan tepat waktu, anak-anak dapat tumbuh sehat, terlindungi dari penyakit berbahaya, dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.