Inisiatif Gencatan Senjata AS Disetujui Israel, Hamas Pertimbangkan Lebih Lanjut

Upaya mediasi yang dipimpin Amerika Serikat untuk mengakhiri konflik di Gaza memasuki babak baru. Israel dilaporkan telah menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan AS. Namun, respons berbeda datang dari pihak Hamas yang menyatakan masih mempelajari secara seksama isi proposal tersebut.

Bassem Naim, pejabat biro politik Hamas, mengungkapkan bahwa proposal yang ada belum sepenuhnya memenuhi tuntutan utama kelompoknya. Tuntutan tersebut terutama berfokus pada penghentian agresi militer dan mengatasi krisis kemanusiaan yang meluas di Gaza. "Rencana itu tidak memenuhi tuntutan rakyat kami, yang terutama adalah menghentikan perang dan kelaparan," ujarnya, seperti dikutip dari AFP.

Sumber yang dekat dengan Hamas memberikan keterangan bahwa proposal terbaru yang dibawa oleh utusan AS, Steve Witkoff, justru dianggap sebagai langkah mundur dibandingkan dengan proposal sebelumnya. Proposal sebelumnya, menurut sumber tersebut, menjanjikan komitmen dari AS untuk melakukan negosiasi gencatan senjata permanen.

"Sulit bagi Hamas untuk menerima proposal tersebut selama tidak mencakup jaminan Amerika untuk negosiasi gencatan senjata permanen selama periode gencatan senjata sementara," kata sumber tersebut, menekankan pentingnya jaminan keberlanjutan perdamaian. Proposal terbaru AS menawarkan gencatan senjata selama 60 hari, dengan potensi perpanjangan hingga 70 hari. Sebagai bagian dari kesepakatan, akan ada pembebasan 10 sandera yang masih hidup dan sembilan jenazah, ditukar dengan sejumlah tahanan Palestina selama minggu pertama gencatan senjata. Pertukaran serupa, dengan jumlah sandera dan jenazah yang sama, direncanakan pada minggu kedua.

Sumber yang sama mengungkapkan bahwa Hamas telah menyetujui dua pertukaran serupa minggu lalu, dengan persyaratan yang hampir sama. Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaan pertukaran: satu dilakukan pada minggu pertama gencatan senjata, sementara yang lainnya dijadwalkan pada minggu terakhir.

Sebelumnya, utusan Presiden Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, telah aktif mengupayakan proposal gencatan senjata di Gaza. Sekretaris Pers Karoline Leavitt menyatakan bahwa Israel telah menyetujui proposal yang diajukan Witkoff.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa utusan khusus Witkoff dan presiden mengajukan usulan gencatan senjata kepada Hamas, yang didukung dan disokong Israel. Israel menandatangani usulan ini sebelum dikirim ke Hamas," kata Leavitt.

Leavitt menambahkan bahwa diskusi intensif akan terus dilakukan dengan perwakilan Israel dan Hamas. Ia berharap kesepakatan gencatan senjata di Gaza dapat segera tercapai. "Saya juga dapat mengonfirmasi bahwa diskusi tersebut terus berlanjut, dan kami berharap gencatan senjata di Gaza akan terjadi sehingga kami dapat memulangkan semua sandera," pungkasnya.