TBS Energi Rampungkan Divestasi Dua PLTU, Fokus pada Energi Hijau
PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) telah menuntaskan penjualan dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk bertransformasi menuju bisnis energi yang lebih berkelanjutan. Langkah ini menandai komitmen TBS dalam mengurangi jejak karbon dan berinvestasi pada solusi energi yang ramah lingkungan.
Menurut Direktur TBS, Juli Oktarina, kedua PLTU yang dilepas adalah PLTU Minahasa Utara dengan kapasitas 100 MW dan PLTU Gorontalo. Divestasi PLTU Minahasa Utara saja diperkirakan akan mengurangi emisi karbon perusahaan sebesar lebih dari 45%, atau sekitar 777 ribu ton CO2e per tahun. Penjualan kedua aset ini selaras dengan peta jalan (roadmap) TBS 2030, yang menekankan pertumbuhan bisnis yang bertanggung jawab di sektor pengelolaan limbah, mobilitas listrik, dan energi terbarukan.
"Aksi divestasi kedua aset ini akan menyumbang kepada pengurangan emisi karbon TBS secara total sebesar 80% atau sekitar 1,3 juta ton CO2e per tahun," ujar Juli dalam keterangan tertulisnya.
Kedepannya, TBS berencana memperkuat bisnis energi hijau dan aktif mencari peluang pertumbuhan di bidang:
- Solusi pengelolaan limbah
- Mobilitas listrik
- Energi terbarukan
Dengan tetap menjaga profitabilitas dan memberikan dampak positif jangka panjang.
"TBS terus melanjutkan agenda transformasi dengan disiplin dan optimisme. Kami melihat kuartal ini sebagai bagian penting dari perjalanan TBS membangun model bisnis yang lebih berkelanjutan," imbuhnya.
Pada kuartal I 2025, pendapatan konsolidasian perusahaan tercatat sebesar US$ 71,5 juta. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh perubahan komposisi bisnis dan selesainya divestasi PLTU. EBITDA disesuaikan mencapai US$ 15,8 juta, sementara posisi total arus kas bersih berada di US$ 44,1 juta, sehingga meningkatkan posisi cash balance menjadi US$ 126,1 juta di akhir kuartal.
Dari sisi neraca, total aset Perseroan meningkat 11% menjadi US$ 1,048 miliar, didorong oleh ekspansi strategis di sektor energi terbarukan dan pengelolaan limbah. Total ekuitas tercatat sebesar US$ 359,6 juta, yang dipengaruhi oleh penyesuaian akuntansi non-recurring atas divestasi aset PLTU. Hal ini bersifat sementara dan tidak berulang, serta tidak berkaitan langsung dengan kinerja operasional maupun total arus kas usaha Perseroan yang tetap menunjukkan tren positif.
TBS mencatatkan total EBITDA disesuaikan sebesar US$ 15,8 juta pada kuartal ini, dimana segmen pengelolaan limbah menyumbang EBITDA sebesar US$ 2,6 juta. Angka ini belum mencerminkan kontribusi penuh dari Sembcorp Environment yang akuisisinya rampung pada akhir bulan Maret 2025.
"Angka keuangan kuartal ini perlu dilihat dalam konteks transformasi jangka panjang yang sedang kami jalankan. Secara fundamental, kami terus menghasilkan arus kas yang sehat, dan tetap fokus menciptakan nilai tambah dari lini bisnis berkelanjutan kami," pungkasnya.