Kericuhan Bursa Kerja Bekasi: Tanda Pemerintah Belum Optimal Ciptakan Lapangan Kerja?
Gelaran bursa kerja atau job fair yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bekasi di Cikarang Utara, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, diwarnai kericuhan. Insiden ini memicu sorotan dari berbagai pihak, salah satunya pengamat ketenagakerjaan, Tadjuddin Noer Effendi. Menurutnya, insiden tersebut merupakan indikasi bahwa kebutuhan masyarakat akan lapangan pekerjaan sangat tinggi.
"Kericuhan tersebut adalah sinyal bahwa masyarakat sangat membutuhkan peluang kerja," ujar Tadjuddin. Ia menambahkan, angka pengangguran yang terus meningkat menjadi salah satu faktor pemicu tingginya antusiasme masyarakat terhadap job fair. Pemerintah dinilai belum cukup responsif dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai, sehingga setiap ada kesempatan bursa kerja, masyarakat berbondong-bondong untuk mencari peluang.
Tadjuddin memprediksi bahwa fenomena membeludaknya pengunjung dalam setiap bursa kerja akan terus berlanjut. Setiap tahun, jutaan orang memasuki usia kerja, sementara gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus terjadi. Hal ini semakin mempersempit peluang kerja yang tersedia.
"Setiap tahun ada sekitar 3 juta hingga 3,5 juta orang yang siap memasuki pasar kerja. Jumlah ini belum termasuk mereka yang terkena PHK," jelasnya.
Sebagai solusi, Tadjuddin menyarankan agar pemerintah daerah mulai memanfaatkan platform digital untuk menyelenggarakan bursa kerja secara daring. Dengan sistem online, jangkauan peserta akan lebih luas dan potensi kericuhan dapat diminimalisir. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan untuk membuka program pelatihan dan peningkatan keterampilan, sehingga pencari kerja memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Kericuhan yang terjadi dalam job fair di Bekasi dipicu oleh perebutan barcode oleh para pencari kerja. Meski tidak ada korban luka serius, beberapa orang dilaporkan pingsan akibat terhimpit kerumunan. Saksi mata mengungkapkan bahwa panitia penyelenggara kurang siap dalam mengantisipasi jumlah pengunjung yang membeludak. Mereka menilai, acara sebesar ini sebaiknya tidak digelar di satu lokasi saja, melainkan di beberapa tempat sekaligus untuk menghindari penumpukan massa.
Berikut point penting yang didapat dari berita diatas:
- Pemerintah Kabupaten Bekasi menyelenggarakan job fair di Cikarang Utara yang berujung ricuh.
- Pengamat ketenagakerjaan Tadjuddin Noer Effendi menilai kericuhan tersebut sebagai indikasi tingginya kebutuhan masyarakat akan lapangan kerja.
- Tadjuddin menyarankan pemerintah daerah memanfaatkan platform digital untuk menyelenggarakan bursa kerja secara daring.
- Saksi mata menilai panitia penyelenggara kurang siap dalam mengantisipasi jumlah pengunjung yang membeludak.