Survei Indikator Politik: Kepuasan Publik Tinggi pada Dedi Mulyadi Bukan Semata Populisme

Survei Indikator Politik: Kepuasan Publik Tinggi pada Dedi Mulyadi Bukan Semata Populisme

Temuan survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Angka approval yang mencapai 94,7% menempatkan Dedi Mulyadi sebagai gubernur dengan tingkat kepuasan tertinggi di Pulau Jawa. Meskipun demikian, Burhanuddin Muhtadi, Founder sekaligus Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, memberikan pandangan yang lebih nuanced terkait fenomena ini.

Burhanuddin Muhtadi berpendapat bahwa popularitas Dedi Mulyadi tidak dapat semata-mata dijelaskan dengan label populisme. Menurutnya, populisme memiliki ciri khas ideologi anti-elit dan pro-massa secara umum. Namun, dalam kasus Dedi Mulyadi, tidak semua kebijakan atau pernyataan yang dikeluarkan dapat dikategorikan sebagai populis.

"Populisme itu ideologi yang satu anti elite, cenderung pro massa secara umum. Masalahnya beberapa statemen atau kebijakan KDM itu sebenarnya tidak populis, beberapa ya," jelas Burhanuddin Muhtadi.

Sebagai contoh, Burhanuddin Muhtadi menyoroti wacana program bantuan sosial yang dikaitkan dengan partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB) bagi pria. Kebijakan semacam ini, menurutnya, justru berpotensi tidak disukai oleh kalangan menengah ke bawah yang menjadi target penerima bantuan sosial.

Intuisi dan Keyakinan Dedi Mulyadi

Lebih lanjut, Burhanuddin Muhtadi menyoroti intuisi yang kuat yang dimiliki oleh Dedi Mulyadi. Dedi Mulyadi tampaknya memiliki keyakinan yang mendalam bahwa tindakan yang diambilnya adalah yang terbaik bagi masyarakat Jawa Barat. Bahkan, Dedi Mulyadi terkesan tidak terlalu memperdulikan pro dan kontra yang muncul sebagai respons terhadap kebijakan-kebijakannya, karena keyakinannya yang kuat untuk mempertahankan kebijakan tersebut.

"Kalau melihat dari kejauhan, KDM kaya punya semacam intuisi bahwa apa yang dia lakukan itu yang benar. Jadi dia punya keyakinan dia yang paling tahu apa yang baik buat warganya. Kan proses delibratifnya agak kurang, dia mikirnya ini baik buat warga," jelasnya.

Burhanuddin Muhtadi mengakui bahwa pendekatan Dedi Mulyadi mungkin kurang melibatkan proses deliberasi yang mendalam. Namun, di sisi lain, Dedi Mulyadi memiliki keyakinan yang tinggi dan kemampuan untuk mempertahankan kebijakan-kebijakannya, meskipun kontroversial.

Pengalaman Politik dan Kedekatan dengan Publik

Burhanuddin Muhtadi juga menyoroti latar belakang Dedi Mulyadi sebagai seorang aktivis dan politisi yang berpengalaman. Pengalaman panjang dalam dunia politik, mulai dari anggota DPRD, Wakil Bupati, Bupati Purwakarta, hingga anggota DPR RI, telah membentuk kemampuannya dalam membangun kedekatan dengan publik dan memperoleh tingkat kepuasan yang tinggi.

"Dia punya jejak panjang, dari anggota DPRD, Wakil Bupati, Bupati Purwakarta, pernah kalah di Pilgub 2018, lalu jadi anggota DPR RI. Dia punya pengalaman bertarung, menang dan kalah," kata Burhanuddin.

Pengalaman menang dan kalah dalam berbagai kontestasi politik telah memberikan Dedi Mulyadi pemahaman yang mendalam tentang dinamika politik dan kebutuhan masyarakat. Hal ini, menurut Burhanuddin Muhtadi, menjadi salah satu faktor penting yang berkontribusi pada popularitas dan tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap Dedi Mulyadi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa popularitas Dedi Mulyadi tidak hanya disebabkan oleh populisme semata. Intuisi yang kuat, keyakinan yang mendalam, pengalaman politik yang panjang, dan kemampuan membangun kedekatan dengan publik merupakan faktor-faktor lain yang turut berperan dalam tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Dedi Mulyadi.