Jokowi Dianggap Lebih Potensial Revitalisasi PPP Ketimbang 'Numpang' di Golkar
Masa depan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah tidak lagi menjabat terus menjadi perbincangan. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan, berpendapat bahwa dampak Jokowi akan lebih terasa jika ia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang saat ini sedang berjuang, daripada jika ia bergabung dengan partai besar seperti Golkar.
Menurut Ahmad Bakir Ihsan, bergabung dengan partai besar seperti Golkar hanya akan membuat Jokowi 'menumpang' pada popularitas partai tersebut. Ia tidak akan bisa menunjukan peran signifikannya, selain hanya ikut serta dalam kesuksesan partai yang sudah stabil. Sebaliknya, kepiawaian Jokowi justru akan teruji jika ia memilih PPP.
"Di sinilah kemampuan Jokowi diuji. Ia akan menjadi tokoh penting di dunia politik apabila mampu menghidupkan partai politik yang sedang kesulitan, bahkan gagal memenuhi ambang batas parlemen," ujar Ahmad Bakir Ihsan.
PPP sendiri tengah menghadapi tantangan berat setelah Pemilu 2024. Partai berlambang Ka'bah itu gagal menembus parlemen untuk pertama kalinya karena tidak memenuhi ambang batas 4 persen. Kondisi ini membuat PPP membutuhkan figur kuat untuk mendongkrak kembali elektabilitasnya.
Namun, Ahmad Bakir Ihsan melihat bahwa Jokowi memiliki modal yang cukup untuk memimpin PPP. Meskipun PPP secara historis dekat dengan PDI-P, Jokowi memiliki peluang besar untuk memimpin partai tersebut, mengingat pengalamannya yang luas di dunia politik dan pemerintahan.
Sebelumnya, Ketua Mahkamah Partai PPP, Ade Irfan Pulungan, juga menyampaikan pandangan serupa. Ia meyakini bahwa Jokowi dapat membawa PPP kembali ke DPR pada Pemilu 2029 mendatang. Menurutnya, pengalaman dan pemahaman Jokowi tentang sejarah serta perkembangan PPP menjadikannya sosok ideal untuk memimpin partai tersebut.
"Kalau ada yang menawarkan beliau menjadi Ketua Umum PPP, itu sangat luar biasa. Dan kalau dia merespons itu, menurut saya sebuah anugerah bagi PPP," ujar Irfan Pulungan beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Golkar melalui organisasi sayapnya, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), telah menyatakan keterbukaannya kepada Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka jika mereka berminat untuk bergabung. Ketua Umum DPP MKGR, Adies Kadir, menegaskan bahwa organisasinya terbuka bagi siapa saja yang belum tergabung dalam ormas lain.
Berikut poin-poin penting dalam berita ini:
- Pengamat politik UIN Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan, menilai Jokowi akan lebih berdampak jika bergabung dengan PPP daripada Golkar.
- PPP saat ini sedang berjuang setelah gagal menembus parlemen pada Pemilu 2024.
- Ketua Mahkamah Partai PPP, Ade Irfan Pulungan, meyakini Jokowi dapat membawa PPP kembali ke DPR.
- MKGR (sayap organisasi Golkar) terbuka jika Jokowi dan Gibran ingin bergabung.