Kemenaker Soroti Manajemen Job Fair Bekasi yang Berujung Ricuh

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memberikan tanggapan terkait insiden kericuhan yang terjadi dalam job fair yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi pada tanggal 27 Mei 2025 lalu. Kemenaker menampik anggapan bahwa penyebab utama kericuhan tersebut adalah kurangnya jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia.

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Kemenaker, Anwar Sanusi, menjelaskan bahwa membludaknya pelamar kerja hingga menyebabkan kekacauan lebih disebabkan oleh ketidaksiapan pihak penyelenggara dalam mengelola acara bursa kerja tersebut. Menurutnya, fokus perhatian seharusnya tertuju pada aspek kesiapan pelaksanaan, termasuk ketersediaan tempat yang memadai untuk menampung jumlah peserta yang sangat besar. Ia menyayangkan lokasi job fair yang berada di Gedung Convention Center Presiden tidak mampu menampung antusiasme pelamar kerja yang membeludak.

"Jika melihat dari konstruksi berpikir yang berkembang, kesimpulan bahwa penyebabnya adalah kurangnya lowongan pekerjaan tampaknya kurang tepat," ujar Anwar.

Lebih lanjut, Anwar menyoroti beberapa faktor yang berkontribusi pada insiden tersebut, antara lain:

  • Jumlah Peserta: Jumlah pelamar yang hadir mencapai puluhan ribu, diperkirakan lebih dari 20.000 orang.
  • Kapasitas Gedung: Gedung yang digunakan memiliki kapasitas yang terbatas dan tidak mampu menampung jumlah peserta yang begitu besar.
  • Tata Letak Ruangan: Acara diadakan di dalam hall dengan pintu masuk dan keluar yang terbatas, sehingga menyulitkan pengaturan arus lalu lintas pengunjung.

Anwar menekankan pentingnya koordinasi antara penyelenggara job fair dengan Kementerian Ketenagakerjaan melalui Unit Pasar Kerja. Unit ini bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan job fair yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi, kabupaten, maupun mitra lainnya. Koordinasi yang baik diharapkan dapat meminimalkan potensi masalah dan memastikan kelancaran acara.

"Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, terutama bagi penyelenggara job fair, agar dapat melaksanakan acara serupa di masa mendatang dengan lebih baik," kata Anwar.

Ia mencontohkan, pelaksanaan job fair di lapangan terbuka dengan tenda dan banyak pintu masuk-keluar akan memungkinkan pengelolaan arus lalu lintas pengunjung yang lebih baik. Dengan demikian, potensi kericuhan dapat dihindari.

Kemenaker berharap insiden ini menjadi evaluasi bagi semua pihak terkait agar penyelenggaraan job fair di masa depan dapat berjalan lebih tertib, aman, dan efektif, sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi para pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.