Jalur Treking Baru di Pulau Rinca: Upaya Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kerora
Jalur Treking Baru di Pulau Rinca: Upaya Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kerora
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) secara resmi membuka jalur treking baru di Kampung Kerora, Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi terintegrasi yang menggabungkan upaya konservasi satwa liar dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Pembukaan jalur ini, yang diresmikan pada 6 Maret 2025 bertepatan dengan HUT ke-45 Taman Nasional Komodo, menandai langkah signifikan dalam mengatasi permasalahan jual beli anak komodo yang sempat meresahkan di wilayah tersebut.
Kampung Kerora, yang berlokasi di dekat selat yang memisahkannya dari kawasan The Golo Mori, sebelumnya dikenal karena kasus perdagangan ilegal satwa dilindungi tersebut. Dengan membuka jalur treking ini, BTNK berharap dapat memberikan alternatif mata pencaharian bagi warga, mengurangi ketergantungan ekonomi pada praktik ilegal, dan pada akhirnya meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi komodo. Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, atau Hengki, menjelaskan bahwa strategi ini merupakan pendekatan holistik untuk mencapai keberlanjutan konservasi. Pemberdayaan masyarakat, menurut Hengki, menjadi kunci keberhasilan upaya pelestarian satwa langka tersebut. Jalur treking Kampung Kerora menjadi jalur ketujuh di Taman Nasional Komodo, bergabung dengan jalur-jalur yang telah ada sebelumnya di Loh Buaya, Loh Liang, Kampung Komodo, Kampung Rinca, Padar Selatan, dan Gililawa. Dengan demikian, wisatawan kini memiliki pilihan yang lebih beragam untuk menikmati keindahan alam dan keanekaragaman hayati Taman Nasional Komodo.
Daya Tarik Wisata dan Paket yang Ditawarkan
Jalur treking Kampung Kerora menawarkan pengalaman wisata yang unik dan bernilai. Wisatawan dapat menyaksikan langsung komodo di habitat alaminya, serta mengamati satwa liar lainnya seperti kerbau liar dan kuda liar. Keindahan alam sekitar, dengan beragam flora dan fauna, juga menjadi daya tarik tersendiri. Paket wisata yang ditawarkan mencakup kegiatan treking dan pelepasan tukik (anak penyu), sebuah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kepedulian terhadap konservasi penyu. Paket wisata ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di bawah naungan Koperasi Komodo Citra Lestari, dengan harga Rp400.000 per lima orang. Harga tersebut belum termasuk tiket masuk Taman Nasional Komodo (PNBP) yang di pungut oleh BTNK. Sebanyak 50% dari pendapatan penjualan paket wisata akan langsung masuk ke Pokdarwis untuk pemberdayaan masyarakat, sementara sisanya digunakan untuk mendukung upaya konservasi di Kampung Kerora. Pengelolaan ini diharapkan dapat memastikan keberlanjutan program dan menciptakan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar.
Peluang Ekonomi Baru Bagi Masyarakat
Pembukaan jalur treking ini tidak hanya menawarkan pengalaman wisata yang menarik, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Kampung Kerora. Warga setempat dapat berperan aktif dengan menyediakan berbagai layanan pendukung pariwisata, seperti makanan dan minuman khas lokal, souvenir, dan jasa transportasi. Dengan demikian, pariwisata berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekaligus melindungi habitat komodo. BTNK berkomitmen untuk terus memantau dan mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kampung Kerora, memastikan bahwa upaya konservasi dan pemberdayaan masyarakat berjalan selaras dan berkelanjutan.
Rute dan Pengelolaan Wisata
Rute treking di Kampung Kerora dirancang dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan. Aksesibilitas yang mudah dikombinasikan dengan pemandangan alam yang menawan menjadikan pengalaman wisata ini menjadi pilihan menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sistem pengelolaan wisata yang melibatkan Pokdarwis dan Koperasi Komodo Citra Lestari menjamin distribusi manfaat secara merata kepada masyarakat. Transparansi dalam pengelolaan keuangan dan keberlanjutan upaya konservasi menjadi hal yang diutamakan dalam program ini. Kerjasama yang erat antara BTNK, Pokdarwis, dan masyarakat setempat menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Kampung Kerora.