Mensos Sapa Calon Siswa Sekolah Rakyat di Bandung, Prioritaskan Kesehatan dan Mimpi Anak Buruh

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menyempatkan diri berdialog dengan para orang tua dan calon siswa Sekolah Rakyat di Stadion Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (29/5/2025). Kehadirannya disambut hangat oleh Wakil Bupati Bandung, Ali Syakieb, dan Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menunjukkan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap inisiatif pendidikan ini.

Dalam suasana yang hangat dan penuh keakraban, Gus Ipul mendengarkan langsung aspirasi dan harapan para orang tua terhadap masa depan anak-anak mereka. Sekolah Rakyat diharapkan menjadi wadah bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan meraih cita-cita.

Salah satu momen mengharukan terjadi saat Gus Ipul berinteraksi dengan Panca, seorang anak buruh harian lepas yang memiliki cita-cita menjadi pemain sepak bola profesional. Panca dengan semangat menceritakan hobinya bermain bola dan mimpinya untuk mengenakan seragam timnas. Gus Ipul memberikan semangat dan meyakinkan Panca bahwa Sekolah Rakyat akan mendukungnya untuk menggapai impiannya.

"Kamu ini hobinya apa?" tanya Gus Ipul.

"Main bola," jawab Panca.

"Cita-cita kamu apa?" tanya Gus Ipul lagi.

"Mau jadi pemain sepakbola. Hampir setiap hari bermain bola," kata Panca.

Panca adalah putra dari Tatang, seorang buruh harian lepas dengan penghasilan sekitar Rp 1 juta per bulan. Ibunya, Ina Marlina, adalah seorang ibu rumah tangga. Keluarga Tatang memiliki tiga orang tanggungan dan harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Gus Ipul menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat akan memprioritaskan anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi serupa. Saat ini, terdapat 150 anak dari Kabupaten Bandung yang akan menjadi siswa Sekolah Rakyat.

"Ini adalah profil anak-anak yang akan sekolah di Sekolah Rakyat. Ada 150 anak untuk Kabupaten Bandung," kata Gus Ipul.

Proses seleksi siswa Sekolah Rakyat dilakukan secara komprehensif, termasuk kunjungan ke rumah calon siswa untuk memahami kondisi keluarga dan lingkungan tempat tinggal mereka. Petugas dari Program Keluarga Harapan (PKH), Dinas Sosial Kabupaten Bandung, dan Badan Pusat Statistik (BPS) terlibat dalam proses ini.

Selain itu, kesehatan calon siswa juga menjadi prioritas utama. Gus Ipul menegaskan bahwa tidak ada tes akademik dalam proses seleksi. Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, jika ditemukan penyakit menular pada saat pemeriksaan kesehatan, anak tersebut akan mendapatkan perawatan terlebih dahulu hingga sembuh sebelum memulai pendidikan di Sekolah Rakyat.

"Sesuai arahan Presiden. Jika pada saat cek kesehatan. Ya mohon maaf. Ditemukan penyakit menular. Arahan Presiden harus supaya disembuhkan dulu," jelas dia.

"Setelah disembuhkan dia bisa kembali lagi untuk sekolah. Jadi pada prinsipnya selama dia memenuhi syarat. Tidak ada yang ditolak di sekolah rakyat," tegasnya.

Sekolah Rakyat akan memberikan masa pengenalan kepada siswa baru agar mereka dapat beradaptasi dengan proses belajar mengajar. Kurikulum yang diterapkan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masing-masing siswa.

Di Bandung, tiga lokasi telah disiapkan untuk Sekolah Rakyat, yaitu Wisma Atlet Jalak Harupat (sebagai asrama sementara), Cisarua, dan Sentra Wyataguna. Tahun ajaran baru 2025 akan menjadi tahun pertama beroperasinya Sekolah Rakyat di Bandung.

"Ini yang dimulai tahun ajaran 2025. Dengan menggunakan gedung yang memang layak untuk digunakan rintisan sekolah rakyat," ujar dia.

Gus Ipul menambahkan bahwa proses rekrutmen siswa dan guru Sekolah Rakyat hampir selesai. Seleksi kepala sekolah juga telah dilakukan, dan kurikulum sedang dalam tahap finalisasi.

"Ya secara simultan kita jalan. Sekarang ini soal rekrutmen sekolah sudah hampir tuntas. Rekrutmen guru juga sedang proses," ujar dia.

"Kepala sekolah sudah selesai seleksi. Tinggal dipilih aja untuk kepala sekolahnya, dan juga nanti pada saat yang sama kita juga sudah menuntaskan kurikulum. Jadi semua sudah simultan," tambahnya.

Untuk tahap pertama, terdapat 65 titik Sekolah Rakyat yang hampir selesai dipersiapkan, termasuk penentuan kepala sekolah. Secara keseluruhan, lebih dari 10.000 siswa telah mendaftar Sekolah Rakyat.

"Tinggal kapasitas gedung yang kita sedang hitung ini. Jadi kira-kira ini nanti. Kira-kira ya sementara saya belum berani menyebut angka pastinya," ujarnya.

"Nanti akan ada 100 titik bisa menampung sekitar 10.000 siswa untuk sekolah rakyat," tambah dia.

Gus Ipul berharap Sekolah Rakyat dapat menjadi solusi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan meraih masa depan yang lebih baik.