Menakar Prospek IPO Persib Bandung: Kinerja Keuangan Lebih Utama dari Popularitas
Rencana Persib Bandung untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO) terus bergulir. Wacana ini mencuat dalam diskusi antara Presiden Klub Persib, Glenn T. Sugita, dan tokoh penting di balik penyelenggaraan Piala Presiden sejak tahun 2015, Maruarar Sirait, yang mengindikasikan potensi penawaran saham perdana pada tahun 2026.
Langkah Persib mengikuti jejak klub sepak bola lainnya yang telah lebih dulu memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan. Di kancah internasional, nama-nama besar seperti Manchester United, Borussia Dortmund, Juventus, dan Glasgow Rangers telah mencatatkan sahamnya di bursa efek. Sementara di Indonesia, Bali United melalui PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) telah menjadi pionir sejak tahun 2019.
Namun, seorang pengamat pasar modal, Teguh Hidayat, menekankan bahwa kesuksesan sebuah klub di lapangan hijau tidak serta merta menjamin kesehatan finansialnya. Investasi besar dalam transfer pemain dan gaji tinggi seringkali menjadi beban yang signifikan bagi keuangan klub. Bahkan, performa saham klub-klub sepak bola di luar negeri pun tidak selalu menggembirakan.
"Saham MU, saham Juventus itu juga tidak kemana-mana," ujarnya, mengindikasikan bahwa potensi keuntungan dari investasi di saham klub sepak bola relatif kecil.
Menurut Teguh, pendapatan klub sepak bola umumnya bersumber dari tiga hal utama:
- Sponsor
- Tiket pertandingan
- Hak siar
Sponsor dan penjualan tiket sangat bergantung pada popularitas klub dan fasilitas yang memadai. Sementara itu, hak siar memiliki potensi pendapatan yang lebih besar jika dikelola secara efektif.
Teguh mengakui bahwa Persib memiliki potensi yang baik, terutama dengan basis penggemar yang besar di Jawa Barat. "Jadi mungkin kalau perbandingannya Bali United (BOLA), Persib ini lebih baik," katanya. Namun, ia mengingatkan calon investor untuk berfokus pada laporan keuangan Persib Bandung.
"Cuma kita harus tetap baca kinerja keuangannya dulu, karena balik lagi pengeluaran untuk transfer itu besar banget. Bahkan Manchester United itu rugi di situ," tegasnya. Kinerja keuangan yang solid menjadi kunci utama dalam menentukan daya tarik sebuah klub sepak bola di mata investor, jauh lebih penting daripada sekadar prestasi di lapangan.