PT RMI Tingkatkan Target Penggilingan Tebu di Blitar Menyusul Proyeksi Panen Melimpah

Kabupaten Blitar, Jawa Timur, bersiap menyambut peningkatan signifikan dalam produksi gula. PT Rejoso Manis Indo (RMI), sebuah pabrik gula terkemuka di wilayah tersebut, mengumumkan kenaikan target penggilingan tebu untuk musim giling 2025. Target yang semula ditetapkan 1,4 juta ton, kini ditingkatkan menjadi 1,5 juta ton. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap proyeksi panen tebu yang melimpah di Blitar dan sekitarnya.

Putut Hendaruji, Manajer Hubungan Eksternal dan Pemerintah PT RMI, mengungkapkan optimisme perusahaan terhadap hasil panen tahun ini. "RMI tahun ini menargetkan minimal giling 1,4 juta ton dan kita upayakan bisa 1,5 juta ton tebu," ujarnya usai ritual "Manten Tebu", sebuah tradisi yang menandai dimulainya musim giling di pabrik PT RMI yang berlokasi di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.

Target baru ini mencerminkan peningkatan yang cukup signifikan, berkisar antara 16,67 persen hingga 25 persen, dibandingkan dengan target penggilingan tebu pada musim sebelumnya yang mencapai 1,2 juta ton. Keputusan untuk menaikkan target didasarkan pada survei yang menunjukkan adanya penambahan areal perkebunan tebu rakyat di wilayah Kabupaten Blitar dan sekitarnya. Selain itu, faktor cuaca juga diprediksi akan mendukung peningkatan hasil panen tebu.

Dengan target rendemen sebesar 9,05 persen, PT RMI menargetkan produksi gula kristal putih (GKP) sebesar 127.000 ton selama musim giling 2025. Angka ini naik lebih dari 27 persen dibandingkan dengan produksi GKP pada musim giling sebelumnya yang mencapai sekitar 100.000 ton.

Kontribusi terbesar pasokan tebu ke pabrik gula PT RMI berasal dari perkebunan rakyat yang tersebar di wilayah Kabupaten Blitar. Manajemen PT RMI juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Blitar atas dukungan yang diberikan kepada operasional perusahaan. Dalam beberapa bulan terakhir, PT RMI telah berhasil menyelesaikan sejumlah perizinan usaha, termasuk ekspansi fasilitas produksi, yang akan meningkatkan produktivitas di masa mendatang. Bantuan dari pemerintah daerah dinilai sangat penting dalam kelancaran operasional dan pengembangan perusahaan.

PT RMI, yang dikendalikan oleh Mitr Phol Group, sebuah raksasa produsen gula dunia asal Thailand, memiliki kapasitas giling 10.000 ton tebu per hari (TCD), yang dapat ditingkatkan hingga 20.000 TCD. Hal ini menjadikan PT RMI sebagai salah satu pabrik gula terbesar di Jawa Timur. Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 2019 dengan nilai investasi sekitar Rp 3 triliun. PT RMI juga merupakan salah satu dari 10 pabrik gula swasta yang pendiriannya difasilitasi oleh Pemerintah Pusat sebagai proyek strategis nasional (PSN) dengan tujuan mencapai swasembada gula.

Namun, di balik potensi peningkatan produksi gula, terdapat kekhawatiran terkait dampak lingkungan. Kehadiran pabrik gula dengan daya serap tebu yang besar dapat memicu perluasan area perkebunan tebu, yang berpotensi menyebabkan alih fungsi lahan, termasuk lahan hutan. Data dari Perum Perhutani KPH Blitar menunjukkan bahwa hingga tiga tahun lalu, sekitar 11.000 hektar area hutan di Blitar telah beralih fungsi menjadi lahan tebu, termasuk sekitar 3.000 hektar hutan lindung. Isu ini menjadi perhatian penting dalam menjaga keseimbangan antara peningkatan produksi gula dan pelestarian lingkungan.