Kemacetan Parah Landa Jakarta: Perjalanan Slipi-Mampang Jadi Mimpi Buruk bagi Pengguna Transportasi Publik

Jakarta kembali diuji dengan kemacetan lalu lintas yang signifikan, terutama menjelang akhir pekan panjang. Dampaknya sangat terasa bagi para komuter, mengubah perjalanan rutin menjadi pengalaman yang melelahkan dan memakan waktu. Salah satu contohnya adalah pengalaman seorang pekerja bernama Ayu, yang harus berjuang menembus kemacetan parah dari Slipi ke Mampang Prapatan pada hari Rabu, 28 Mei 2025.

Perjalanan Panjang yang Tak Terduga

Ayu, seorang karyawan yang berkantor di kawasan Mampang Prapatan, memulai perjalanannya dari Halte Slipi Petamburan sekitar pukul 16.15 WIB. Ia mengandalkan TransJakarta koridor 9 yang biasanya menjadi andalan untuk mencapai kantornya dengan cepat. Rute ini, yang melewati Jalan Gatot Subroto ke arah Cawang, umumnya hanya membutuhkan waktu sekitar 25-30 menit, tergantung kondisi lalu lintas.

Namun, sore itu, kenyataan yang dihadapi Ayu jauh berbeda. Bus TransJakarta yang ditumpanginya terjebak dalam kemacetan yang luar biasa padat. Bus sulit bergerak, memaksa Ayu untuk menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kendaraan.

Frustrasi dan Solusi Alternatif

Setelah hampir dua jam berjuang menembus kemacetan, Ayu baru tiba di Halte Semanggi pada pukul 18.02 WIB. Merasa tidak mungkin melanjutkan perjalanan dengan bus, ia memutuskan untuk mencari alternatif lain. Ayu akhirnya memesan ojek online untuk mengantarkannya ke kantor.

"Macet banget tadi sore. Saya sampai nyambung naik ojol buat ke kantor. Baru sampe jam 7 kurang," keluh Ayu, menggambarkan betapa frustrasinya ia dengan situasi tersebut.

Kondisi Lalu Lintas yang Memprihatinkan

Kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, memang menjadi masalah kronis, terutama pada jam-jam sibuk. Sore itu, antrean kendaraan mengular panjang, mulai dari simpang Kuningan hingga tikungan yang mengarah ke Jalan Jenderal Sudirman. Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa kendaraan roda dua maupun roda empat практически tidak bergerak. Bunyi klakson saling bersahutan, mencerminkan ketidaksabaran dan frustrasi para pengemudi. Beberapa pengendara sepeda motor bahkan nekat naik ke trotoar untuk menghindari kemacetan, meskipun tindakan ini melanggar aturan lalu lintas.

Kemacetan ini diperparah dengan volume kendaraan yang meningkat menjelang libur panjang. Situasi ini menuntut solusi komprehensif dari pemerintah dan pihak terkait untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta, sehingga pengalaman seperti yang dialami Ayu tidak terulang kembali.