Manajer The 1975 Angkat Bicara Soal Kontroversi Ciuman di Malaysia: Band Tak Akan Kembali
Aksi panggung The 1975 di Malaysia pada tahun 2023 lalu berbuntut panjang. Insiden yang melibatkan vokalis Matty Healy dan bassist Ross Macdonald itu, memicu gelombang kontroversi terkait pernyataan sikap terhadap kebijakan anti-LGBTQ+ di negara tersebut. Kini, setelah beberapa waktu berlalu, manajer The 1975, Jamie Oborne, akhirnya memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kejadian tersebut dan dampaknya.
Kontroversi bermula ketika Matty Healy, di tengah penampilan bandnya, melontarkan kritik pedas terhadap undang-undang yang diskriminatif terhadap komunitas LGBTQ+ di Malaysia. Tidak hanya itu, ia kemudian mencium Ross Macdonald di atas panggung, sebuah tindakan yang dianggap menantang norma dan hukum yang berlaku di negara tersebut. Aksi ini mengakibatkan penghentian paksa festival musik yang sedang berlangsung, pembatalan penampilan The 1975, dan larangan bagi band tersebut untuk tampil di Malaysia di masa mendatang.
Efek domino dari insiden ini bahkan mencapai rencana penampilan The 1975 di We The Fest Jakarta, yang turut dibatalkan. Jamie Oborne, yang juga merupakan bos dari label Dirty Hit, baru-baru ini membuka suara dalam sebuah wawancara podcast. Ia menggambarkan situasi saat itu sebagai masa yang sangat menegangkan bagi manajemen band. Oborne mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggugat promotor di Malaysia yang mengundang The 1975.
Menurut Oborne, Pengadilan Tinggi Malaysia pada Februari 2025 memutuskan bahwa personel The 1975 tidak dapat dianggap bertanggung jawab atas insiden ciuman tersebut. Ia berpendapat bahwa promotorlah yang seharusnya bertanggung jawab karena telah melanggar kontrak. Oborne menegaskan bahwa kontrak tersebut dibuat untuk melindungi band dan memastikan bahwa semua pihak memahami batasan-batasan yang ada.
Menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan The 1975 akan kembali tampil di Malaysia di masa depan, Oborne menjawab dengan tegas bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Ia menyatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia di Malaysia terlalu parah, dan tidak ada jumlah uang yang dapat membujuk Matty Healy untuk kembali tampil di sana. Pernyataan ini menggarisbawahi dampak serius dari insiden tersebut terhadap hubungan antara The 1975 dan Malaysia.
- Kritik terhadap undang-undang anti-LGBTQ+
- Ciuman sesama jenis di atas panggung
- Pembatalan festival musik
- Larangan tampil di Malaysia
- Gugatan terhadap promotor
Oborne mengisyaratkan bahwa insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi industri musik dalam hal memahami dan menghormati perbedaan budaya serta hukum yang berlaku di berbagai negara.