Eskalasi Konflik: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Bandara Sanaa, Yaman

markdown Intensitas konflik di Timur Tengah kembali meningkat setelah Israel melancarkan serangan udara yang menyasar Bandara Internasional Sanaa di Yaman, Rabu (28/5). Serangan ini diklaim sebagai respons terhadap aktivitas kelompok Houthi yang dianggap mengancam keamanan Israel.

Menurut laporan dari saluran televisi Al-Masirah, yang dikelola oleh Houthi, serangan udara tersebut menghantam beberapa bagian bandara, termasuk landasan pacu dan sebuah pesawat. Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa serangan ini menyasar "target-target teroris" yang terkait dengan Houthi di dalam kompleks bandara.

Pihak militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut berhasil menghancurkan sebuah pesawat yang digunakan oleh Houthi untuk mengangkut personel yang terlibat dalam serangan terhadap Israel. Selain itu, militer Israel juga menuduh Houthi memanfaatkan Bandara Sanaa untuk tujuan teror, serupa dengan yang mereka lakukan di pelabuhan Hodeida dan Salif.

Serangan ini terjadi sehari setelah Houthi meluncurkan dua proyektil ke wilayah Israel. Ketegangan antara kedua belah pihak memang meningkat dalam beberapa waktu terakhir, terutama terkait dengan dukungan Houthi terhadap Palestina di Jalur Gaza.

Bandara Sanaa sendiri, sejak tahun 2022, difungsikan sebagai pintu masuk untuk penerbangan kemanusiaan PBB dan layanan komersial terbatas dari dan ke Amman. Namun, bandara ini juga pernah menjadi sasaran serangan Israel sebelumnya, tepatnya pada 6 Mei, sebagai balasan atas serangan rudal Houthi yang menghantam Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv.

Otoritas Houthi sempat mengumumkan pembukaan kembali Bandara Sanaa untuk penerbangan komersial terbatas pada 17 Mei. Namun, dengan adanya serangan terbaru ini, operasional bandara kembali terganggu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Houthi aktif melancarkan serangan terhadap jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan sekitarnya, dengan dalih sebagai bentuk solidaritas terhadap Jalur Gaza. Kelompok ini juga berulang kali menyerang target-target di wilayah Israel.

Upaya mediasi sebelumnya sempat membuahkan hasil dengan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Houthi dan Amerika Serikat. Namun, kesepakatan ini tampaknya tidak mampu menghentikan eskalasi konflik secara keseluruhan.

Houthi bahkan baru-baru ini mengancam akan memberlakukan "blokade laut" terhadap pelabuhan Haifa di Israel, yang kemudian dibalas dengan peringatan dari Israel bahwa mereka akan menargetkan kepemimpinan Houthi.

Konflik yang terus berlanjut antara Israel dan Houthi ini semakin memperburuk situasi keamanan di kawasan Timur Tengah dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya eskalasi yang lebih luas.