Antisipasi Insiden Keracunan, DPR Minta Kualitas Menu Makan Bergizi Gratis Diperketat
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencegah kasus keracunan makanan di kalangan siswa. Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani, secara khusus meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mitra penyedia MBG, terutama jika terjadi insiden keracunan yang disebabkan oleh makanan yang didistribusikan.
Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Irma Suryani menekankan pentingnya peran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di setiap daerah untuk secara aktif mengontrol kualitas dan kelayakan menu MBG sebelum diberikan kepada siswa. Ia menyarankan agar tim kontrol dapur umum dan perwakilan guru di sekolah mencicipi setiap menu makanan untuk memastikan keamanan konsumsi. Langkah ini dianggap krusial untuk mengidentifikasi potensi masalah pada makanan sebelum mencapai siswa.
"Kami meminta agar BGN mengevaluasi mitra. Jangan sampai terjadi dua kali (keracunan). Kalau sampai terjadi lagi, harus diganti mitranya," ujar Irma Suryani.
Irma Suryani juga menyoroti perbedaan konsep antara program MBG dengan sekadar memberikan makanan yang mengenyangkan. Ia menegaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah memberikan nutrisi yang seimbang dan bergizi kepada siswa, bukan hanya memenuhi rasa lapar.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Tengah menemukan adanya kandungan bakteri Escherichia coli (E. coli) pada sampel menu MBG yang menyebabkan keracunan pada lima siswa. Penemuan ini didasarkan pada pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan yang diambil setelah kejadian tersebut.
Kepala Dinkes Lombok Tengah, Suardi, menjelaskan bahwa hasil uji laboratorium dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) NTB mengkonfirmasi keberadaan E. coli sebagai penyebab keracunan. Sampel makanan yang diperiksa meliputi nasi putih, kacang, tumis kangkung, telur bumbu, dan buah salak. Hasilnya, telur bumbu dan kacang goreng terindikasi mengandung bakteri E. coli.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan dalam implementasi program MBG:
- Evaluasi Mitra: BGN harus secara berkala mengevaluasi kinerja mitra penyedia MBG untuk memastikan standar kualitas dan keamanan pangan terpenuhi.
- Kontrol Kualitas: SPPG di setiap daerah harus memiliki tim yang bertugas mengontrol kualitas dan kelayakan menu MBG sebelum didistribusikan.
- Pelibatan Guru: Guru harus dilibatkan dalam proses pengecekan menu MBG untuk memastikan makanan aman dikonsumsi oleh siswa.
- Fokus pada Gizi: Program MBG harus fokus pada penyediaan makanan bergizi seimbang, bukan hanya makanan yang mengenyangkan.
- Tindak Lanjut Kasus Keracunan: Jika terjadi kasus keracunan, BGN harus segera melakukan investigasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dengan langkah-langkah pencegahan dan pengawasan yang ketat, diharapkan program MBG dapat berjalan dengan aman dan efektif, memberikan manfaat gizi yang optimal bagi siswa di seluruh Indonesia.