Ketersediaan Suku Cadang Hambat Pengembangan Asuransi Kendaraan Listrik

Perlindungan asuransi menjadi pertimbangan penting saat membeli kendaraan bermotor, termasuk mobil listrik. Namun, penetrasi asuransi untuk mobil listrik menghadapi tantangan tersendiri, terutama terkait ketersediaan suku cadang.

Menurut Wisnu Kusumawardhana, Marketing Retail and Digital Business Director Asuransi Astra, jumlah pemilik mobil listrik yang menggunakan Garda Oto masih sangat kecil, bahkan di bawah 5% dibandingkan dengan mobil konvensional. Hal ini disebabkan perlunya kerja sama dengan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk memastikan ketersediaan suku cadang dan waktu perbaikan yang dibutuhkan.

"Kita perlu kepastian dari ATPM terkait ketersediaan suku cadang. Kita tidak mungkin bekerja di luar ATPM," ujar Wisnu. Ia menambahkan bahwa Asuransi Astra telah menjalin kerja sama dengan beberapa ATPM, salah satunya adalah Hyundai. Proses kerja sama dengan ATPM lain, seperti BYD, juga sedang berlangsung.

Cakupan Asuransi Garda Oto

Wisnu menjelaskan bahwa Garda Oto pada prinsipnya dapat menanggung semua risiko yang mungkin terjadi pada mobil listrik, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam polis. Salah satu syarat penting adalah kendaraan harus dalam kondisi orisinal seperti saat keluar dari pabrik.

"Kendaraan harus dalam kondisi original. Jika ada pemasangan aksesori tambahan tanpa pemberitahuan, tentunya Garda Oto tidak bisa menanggung," tegas Wisnu. Ia juga menekankan pentingnya pemberitahuan kepada pihak asuransi sebelum pelanggan memasang aksesori tambahan, mengingat sensitivitas mobil listrik pada sistem kelistrikannya.

Selain itu, Wisnu menjelaskan bahwa ada beberapa komponen yang dicover oleh asuransi, dan ada juga yang dicover oleh ATPM selama masa garansi. Pembagian tanggung jawab ini perlu dipahami oleh pemilik mobil listrik.

Pasar Mobil Listrik yang Berkembang

Pasar mobil listrik di Indonesia semakin ramai dengan kehadiran berbagai merek, seperti Hyundai, BYD, Geely, Zeekr, Chery, VinFast, BMW, Mercedes-Benz, Aletra, dan Polytron. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi pengembangan asuransi mobil listrik di masa depan.

Namun, tantangan terkait ketersediaan suku cadang dan kerja sama dengan ATPM tetap menjadi kunci utama dalam meningkatkan penetrasi asuransi mobil listrik di Indonesia.