Indonesia dan China Bersatu dalam Riset Metalurgi, Targetkan Ribuan Paten

Indonesia dan China mempererat hubungan bilateral melalui peluncuran Laboratorium Riset Bersama yang ambisius. Inisiatif ini diresmikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Global tentang Pembangunan Bersama "Belt and Road" Berkualitas Tinggi, menandai babak baru dalam kolaborasi riset dan pengembangan teknologi antara kedua negara.

Laboratorium ini merupakan buah kolaborasi strategis antara GEM, perusahaan daur ulang terkemuka asal China yang fokus pada ekonomi sirkular, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Central South University (CSU). Selain pendirian laboratorium, turut diresmikan pula Akademi Metalurgi Masa Depan GEM-Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, yang diharapkan menjadi pusat pengembangan keahlian di bidang metalurgi. Dalam acara peluncuran tersebut, dua proyek unggulan GEM mendapatkan pengakuan sebagai proyek percontohan kolaborasi teknologi dan budaya dalam Platform Aksi "Belt and Road", semakin menegaskan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

Profesor Xu Kaihua, Pendiri dan Ketua GEM Group, menekankan bahwa kolaborasi ini didasari oleh kesamaan nilai-nilai ESG (Environmental, Social, and Governance). Ia menyampaikan bahwa laboratorium ini akan menjadi platform riset yang menghubungkan dunia akademis dengan industri, dengan fokus pada pengembangan teknologi metalurgi melalui sistem inovasi tiga tingkat: laboratorium kecil, skala menengah, dan skala uji coba. Harapannya, laboratorium ini akan menghasilkan inovasi-inovasi transformatif yang dapat diimplementasikan secara langsung di industri, sekaligus mencetak sumber daya manusia berkualitas tinggi untuk mendukung industri energi global.

Target Ambisius Hingga 2030

Kolaborasi ini menetapkan target yang ambisius untuk dicapai hingga tahun 2030, meliputi:

  • Menghasilkan lebih dari 100 hasil inovasi dan 500 paten per tahun, dengan total 3.000 paten global dalam lima tahun.
  • Mencetak talenta unggul melalui pelatihan 100 doktor teknik, 1.000 master, dan 10.000 tenaga teknis profesional untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045.
  • Menyediakan energi hijau dan solusi berkelanjutan bagi negara-negara dalam inisiatif “Belt and Road”.

Rektor UNU Yogyakarta, Profesor Widya, menyambut baik pendirian Akademi Metalurgi Masa Depan China-Indonesia dan meyakini bahwa akademi ini akan menjadi pusat unggulan global di bidang pendidikan, riset, dan kebijakan metalurgi basah. Sementara itu, Rektor ITB, Profesor Tatacipta, menyampaikan apresiasi kepada Xu Kaihua dan GEM atas dukungan mereka, dan berharap kolaborasi tripartit ini akan menjadi pionir kerja sama antara universitas dan industri dalam kerangka Belt and Road.

Inisiatif ini tidak hanya akan memperkuat kapasitas riset dan pengembangan di bidang metalurgi, tetapi juga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan sumber daya manusia, inovasi teknologi, dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan kawasan sekitarnya.