Ekspor Batu Bara Indonesia Terkoreksi Akibat Perlambatan Ekonomi Global
Kinerja ekspor batu bara Indonesia mengalami penurunan pada periode Januari hingga April 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Data dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan volume ekspor batu bara mencapai 161 juta ton pada periode tersebut, mengalami penurunan dibandingkan dengan 171 juta ton pada periode yang sama tahun 2024.
Penurunan ini diindikasikan sebagai dampak dari melambatnya permintaan global terhadap komoditas batu bara. Perlambatan aktivitas industri di negara-negara pengimpor utama seperti Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan India menjadi faktor utama penyebab penurunan ini. Peralihan teknologi dan penurunan aktivitas produksi di kedua negara tersebut secara langsung memengaruhi permintaan batu bara dari Indonesia.
Surya Herjuna, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba, menjelaskan bahwa penurunan ini lebih disebabkan oleh dinamika perdagangan global daripada faktor internal seperti implementasi Harga Batu Bara Acuan (HBA). Penurunan konsumsi batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) juga mengindikasikan adanya perlambatan aktivitas industri secara umum. Pada kuartal pertama tahun 2024, realisasi DMO mencapai 16 juta ton, namun pada periode yang sama tahun ini angka tersebut turun menjadi sekitar 12 juta ton.
Penurunan ekspor dan DMO ini mengindikasikan bahwa faktor eksternal memainkan peran signifikan dalam mempengaruhi kinerja sektor batu bara Indonesia. Dinamika ekonomi global dan transisi industri di negara-negara konsumen utama menjadi tantangan yang perlu diantisipasi oleh industri batu bara nasional.