Tragedi Kalijambe: Pemerintah Daerah Ajukan Pembangunan Jalur Penyelamat Senilai 20 Miliar Rupiah Pasca Kecelakaan Maut
Kecelakaan tragis yang merenggut nyawa 12 orang di Kalijambe, Purworejo, Jawa Tengah, pada awal Mei 2025 lalu, mendorong Pemerintah Daerah untuk segera mengambil langkah antisipasi. Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Magelang mengusulkan pembangunan jalur penyelamat dan perbaikan alinyemen jalan di lokasi yang dikenal rawan tersebut.
Usulan ini muncul sebagai respons terhadap hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa kondisi topografi jalan di Kalijambe menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan maut. Tanjakan dan turunan curam, serta tikungan tajam, dinilai sangat berbahaya bagi kendaraan, terutama kendaraan berat.
Menurut Pelaksana tugas Kepala Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Magelang, Dewa Puji Santosa, jalur penyelamat rencananya akan dibangun di sisi kiri jalan, pada jalur turunan yang mengarah ke Kabupaten Magelang. Jalur ini berfungsi sebagai area pelarian bagi kendaraan yang mengalami masalah pengereman atau kehilangan kendali, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya tabrakan atau kecelakaan yang lebih parah.
Selain pembangunan jalur penyelamat, perbaikan alinyemen jalan juga menjadi prioritas. Rencananya, tanjakan di Kalijambe akan dibuat lebih landai, sehingga memudahkan kendaraan untuk melaju dan mengurangi potensi terjadinya kecelakaan akibat gagal menanjak atau kehilangan kendali saat menuruni jalan.
Dewa Puji Santosa mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan usulan anggaran sebesar 20 miliar Rupiah kepada Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah untuk merealisasikan kedua rencana kerja tersebut. Ia berharap agar proyek ini dapat segera dikerjakan dan diselesaikan pada tahun ini, sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pengguna jalan yang melintasi Kalijambe.
Wilayah kerja Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Magelang meliputi tiga kabupaten, yaitu Magelang, Purworejo, dan Kebumen. Kondisi jalan di Kalijambe memang dikenal memiliki tingkat kemiringan yang ekstrem, mencapai 18 persen. Idealnya, kemiringan jalan sebaiknya tidak melebihi 12 persen. Selain itu, tikungan tajam juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pengemudi yang melintas di jalur ini.
Tragedi pada 7 Mei 2025 lalu menjadi catatan kelam dalam sejarah Kalijambe. Sebuah angkutan kota yang mengangkut 13 guru SD IT As Syafi'iyah asal Kabupaten Magelang menjadi korban kecelakaan maut saat hendak bertakziah ke Kecamatan Gebang, Purworejo. Truk tronton dengan nomor polisi B 9970 BYZ mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, sehingga menabrak angkot tersebut dan sebuah rumah di pinggir jalan.
Kecelakaan tersebut menewaskan 12 orang, termasuk 10 guru SD IT As Syafi'iyah, 1 sopir angkot, dan 1 sopir truk. Tiga guru lainnya berhasil selamat dan kini menjalani rawat jalan. Beberapa hari kemudian, tepatnya pada Selasa (13/5/2025), kecelakaan serupa kembali terjadi di jalan Kalijambe Purworejo, hingga menyebabkan truk tronton terguling. Rentetan peristiwa ini semakin mempertegas perlunya tindakan nyata untuk meningkatkan keselamatan jalan di Kalijambe.
Berikut adalah rencana yang akan diusulkan:
- Pembangunan jalur penyelamat di sisi kiri jalan (jalur turunan ke Magelang).
- Perbaikan alinyemen jalan untuk membuat tanjakan lebih landai.
- Pengajuan anggaran Rp 20 miliar ke Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah.
Dengan adanya jalur penyelamat dan perbaikan alinyemen jalan, diharapkan risiko kecelakaan di Kalijambe dapat diminimalisir, sehingga para pengguna jalan dapat melintas dengan aman dan nyaman.