Kerugian Negara Akibat Truk ODOL Capai Puluhan Triliun Rupiah Per Tahun
Pemerintah terus berupaya menekan kerugian negara yang disebabkan oleh truk Over Dimension Over Loading (ODOL). Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, mengungkapkan bahwa biaya perbaikan jalan akibat operasional truk ODOL mencapai angka yang fantastis, yakni Rp 41 triliun setiap tahunnya. Dana sebesar ini dialokasikan untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan berlubang akibat beban berlebih yang diangkut oleh truk-truk tersebut.
AHY menekankan bahwa keberadaan truk ODOL tidak hanya merugikan dari segi finansial, tetapi juga menimbulkan risiko keselamatan yang tinggi. Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk ODOL seringkali terjadi akibat muatan yang tidak stabil dan dimensi kendaraan yang melebihi batas, membahayakan pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk memberantas praktik ODOL secara tuntas.
"Masalah keselamatan nomor satu tentunya, banyak sekali kecelakaan.Yang kedua, kerusakan jalan. Rp 41 triliun setiap tahun kita alokasikan untuk memperbaiki jalan rusak, jalan berlubang," ujar AHY saat berbicara dalam acara Clean Air Forum di Jakarta Pusat.
Menyadari besarnya anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan jalan, AHY menyatakan bahwa seharusnya ada sumber daya yang cukup untuk menegakkan hukum secara ketat terhadap pelanggaran ODOL. Dana yang sama seharusnya dapat digunakan untuk melakukan konversi atau memperbaiki sistem pengawasan dan penindakan terhadap truk-truk yang melanggar aturan.
Selain menyoroti masalah ODOL, AHY juga menyinggung pentingnya transisi ke kendaraan listrik sebagai upaya untuk menekan emisi gas buang dan meningkatkan kualitas udara. Pemerintah mendorong elektrifikasi kendaraan, termasuk truk angkutan barang, meskipun menyadari bahwa biaya konversi dari truk berbahan bakar solar ke truk listrik masih cukup tinggi.
"Transjakarta sudah 300 (bus listrik) itu sudah operational, sudah di deploy, bertahap. Tahun demi tahun akan semakin banyak lagi dan mudah-mudahan pada akhirnya semuanya fully electric. Dan yang sedang kita ikhtiarkan adalah truk, angkut barang. Katanya masih cukup mahal untuk mengkonversi truk solar menjadi truk listrik," jelasnya.
Upaya elektrifikasi tidak hanya difokuskan pada truk, tetapi juga pada kendaraan bermotor lainnya dan moda transportasi publik. Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur berstandar Euro 4 untuk mengurangi polusi udara dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.