Aktivitas Vulkanik Bawah Laut: Bukti Ilmiah yang Menguatkan Ayat Suci

Aktivitas Vulkanik Bawah Laut: Bukti Ilmiah yang Menguatkan Ayat Suci

Ayat suci Al-Qur'an, khususnya surah At-Tur ayat 6, yang berbunyi "وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِ", sering diinterpretasikan sebagai 'lautan yang dipanaskan' atau 'laut yang berapi'. Interpretasi ini, yang telah dikaji oleh para ulama seperti Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, merujuk pada fenomena panas yang tersirat dalam air laut. Kebenaran interpretasi ini kini didukung oleh penemuan-penemuan ilmiah modern mengenai aktivitas vulkanik di dasar laut. Bukti-bukti tersebut menunjukkan adanya panas yang signifikan di dasar laut, yang konsisten dengan deskripsi ayat tersebut.

Penemuan gunung berapi aktif di dasar laut bukanlah hal baru. Sejak tahun 1960-an, para ahli geologi telah mencatat keberadaan dan aktivitas gunung berapi bawah laut yang signifikan. Laporan dari Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC) pada Agustus 2012, misalnya, mendokumentasikan aktivitas gunung berapi bawah laut di Omurodashi, selatan Pulau Izu-Oshima, Jepang. Tim peneliti, yang dipimpin oleh Kenichiro Tani, menemukan bukti aktivitas hidrotermal yang berkelanjutan di daerah tersebut, ditandai dengan endapan hidrotermal yang dihasilkan dari aktivitas vulkanik. Lebih baru lagi, pada tahun 2023, sebuah tim ekspedisi Kanada menemukan gunung berapi bawah laut kuno di lepas pantai Pasifik Kanada yang masih aktif, menyemburkan cairan panas dan menjadi habitat bagi spesies ikan pari. Gunung berapi ini menjulang sekitar 3.600 kaki (1.100 meter) di atas dasar laut dan cairan panasnya yang kaya mineral menciptakan lingkungan yang ideal bagi kehidupan laut dalam.

Nadiyah Thayyarah, penulis Buku Pintar Sains dalam Al-Qur'an, menjelaskan bahwa palung-palung di kedalaman 65-150 kilometer menyebabkan pemanasan di dasar laut karena bebatuan magma yang terdorong keluar dari perut bumi. Beliau menekankan bahwa bebatuan magma ini, yang suhunya melebihi 1.000 derajat Celcius, memanaskan dasar laut meskipun air laut mendinginkan bebatuan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa 'api' yang dimaksud dalam ayat suci bukanlah api yang menyala secara langsung, melainkan panas yang dihasilkan dari aktivitas vulkanik bawah laut. Lava yang dihasilkan, meskipun berwarna hitam pekat dan tidak menyala seperti api di permukaan, menghasilkan suhu yang sangat tinggi, mirip dengan panas yang dihasilkan oleh tungku oven.

Lebih lanjut, jumlah gunung berapi di dasar laut jauh lebih banyak dan lebih aktif dibandingkan dengan gunung berapi di daratan. Fakta ini semakin memperkuat kesesuaian antara deskripsi Al-Qur'an tentang 'laut yang dipanaskan' dengan fenomena ilmiah yang diamati. Kesimpulannya, penemuan-penemuan ilmiah terkini mengenai aktivitas vulkanik bawah laut memberikan bukti empiris yang mendukung interpretasi ayat suci Al-Qur'an tentang 'lautan yang dipanaskan', menunjukkan keselarasan antara wahyu ilahi dan pengetahuan ilmiah.

Catatan: Terjemahan ayat Al-Qur'an dapat bervariasi. Penjelasan di atas menggunakan beberapa terjemahan yang umum digunakan.