Studi Ungkap Kontaminasi Mikroplastik pada Lahan Pertanian Lebih Tinggi Dibanding Lautan
Lahan Pertanian Terkontaminasi Mikroplastik Lebih Parah dari Lautan
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Environmental Sciences Europe mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan: konsentrasi mikroplastik di tanah pertanian ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan di lautan. Penelitian ini menyoroti dampak penggunaan plastik dalam praktik pertanian modern dan konsekuensi jangka panjangnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Penelitian yang dipimpin oleh Joseph Boctor dari Murdoch University, Australia, mengkaji sumber-sumber mikroplastik di tanah, efeknya pada tanaman, dan proses penyerapan partikel plastik berukuran mikro dan nano oleh akar tanaman. Hasilnya menunjukkan bahwa pertanian menjadi salah satu penyumbang utama polusi mikroplastik. Penggunaan mulsa plastik, yang sering digunakan untuk meningkatkan hasil panen dalam jangka pendek, justru menjadi sumber utama kontaminasi. Plastik ini, seiring waktu, terurai menjadi partikel-partikel kecil yang mencemari tanah.
Sumber dan Dampak Mikroplastik pada Lahan Pertanian
Sumber mikroplastik di lahan pertanian sangat beragam, tidak hanya berasal dari sektor pertanian itu sendiri. Namun, penggunaan film mulsa plastik menonjol sebagai kontributor signifikan. Walaupun mulsa plastik dapat meningkatkan hasil panen dalam jangka pendek, ia memiliki dampak merusak jangka panjang pada kualitas tanah. Mikroplastik ini pada dasarnya mengubah lahan pertanian yang seharusnya produktif menjadi lokasi pembuangan limbah plastik.
Partikel mikro dan nanoplastik tidak hanya mencemari tanah, tetapi juga dapat menyebar ke lingkungan sekitar atau diserap oleh tanaman selama pertumbuhannya. Penelitian sebelumnya telah menemukan keberadaan mikroplastik dalam berbagai produk makanan, termasuk buah-buahan seperti apel dan pir, makanan laut, dan bahkan susu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai risiko kesehatan akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi mikroplastik.
Risiko Kesehatan dan Dampak Lingkungan
Kekhawatiran mengenai konsumsi tanaman yang terkontaminasi mikroplastik semakin meningkat setelah studi tahun 2024 menemukan bahwa partikel-partikel plastik yang tertelan dapat menembus berbagai organ tubuh, termasuk otak. Selain itu, studi ini menyimpulkan bahwa mikro dan nanoplastik memiliki efek merugikan pada kesehatan tanah dan tanaman. Polutan plastik dapat mengganggu keragaman mikroba tanah, keseimbangan pH, dan ketersediaan nutrisi. Pada tanaman, dampaknya meliputi gangguan fotosintesis, pembatasan penyerapan air, dan peningkatan stres, yang pada akhirnya menurunkan nilai gizi tanaman.
Joseph Boctor menekankan bahwa klaim "bebas BPA" tidak menjamin keamanan. Bahan kimia pengganti seperti BPF dan BPS menunjukkan aktivitas pengganggu endokrin yang sebanding atau bahkan lebih besar daripada BPA. Hal ini menggarisbawahi perlunya regulasi yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih cermat terhadap penggunaan bahan kimia dalam produk pertanian.
Tantangan Regulasi dan Inovasi Bioplastik
Upaya untuk mengatasi masalah mikroplastik menghadapi tantangan yang signifikan karena regulasi seringkali tertinggal dari inovasi teknologi dan praktik industri. Joseph Boctor menekankan perlunya tindakan yang lebih cepat dan efektif untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia.
Untuk mengatasi masalah ini, Joseph Boctor dan timnya di Bioplastic Innovation Hub (kolaborasi antara Murdoch University dan CSIRO Australia) sedang mengembangkan plastik yang tidak hanya aman, tetapi juga dapat terurai secara alami. Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah Smart Sprays Project, yang bertujuan untuk mendemonstrasikan penggunaan bioplastik sebagai penghalang air untuk mengurangi evaporasi di lahan pertanian. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan air dan meningkatkan efisiensi pertanian secara berkelanjutan.