Stephanie Case: Atlet Lari Jarak Jauh Taklukkan 100 Km Sambil Menyusui, Sebuah Inspirasi
Kisah Inspiratif Stephanie Case: Menaklukkan Ultra-Trail Snowdonia Sambil Menyusui
Stephanie Case, seorang atlet lari lintas alam (trail run) asal Kanada, baru-baru ini mengukir prestasi luar biasa yang menginspirasi banyak orang. Ia berhasil menjuarai lomba Ultra-Trail Snowdonia sejauh 100 kilometer di Inggris, sebuah pencapaian yang semakin istimewa karena diraihnya sambil tetap menyusui putrinya yang baru berusia enam bulan, Pepper.
Perlombaan yang berlangsung pada 17 Mei lalu itu menjadi saksi bisu kegigihan dan dedikasi Case. Dengan catatan waktu 16 jam 53 menit dan 22 detik, ia berhasil mengungguli pesaing-pesaingnya dan meraih medali emas. Kemenangan ini terasa semakin manis karena Case sempat absen dari dunia lari selama tiga tahun terakhir.
Sebelumnya, Case dikenal sebagai pengacara hak asasi manusia (HAM) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan juga seorang atlet trail run yang disegani. Namun, ia memutuskan untuk rehat sejenak dari karir atletiknya untuk fokus pada program kehamilan. Perjalanan menuju kehamilan tidaklah mudah bagi Case. Ia harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk keguguran dan beberapa kali gagal dalam program bayi tabung (IVF). Setelah penantian yang panjang dan penuh perjuangan, akhirnya ia dikaruniai seorang putri, Pepper, pada bulan November lalu.
"Anda sudah memiliki semua keberanian yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan tantangan yang mustahil," tulis Case di akun media sosialnya.
Beberapa bulan setelah melahirkan, Case membuktikan kata-katanya sendiri dengan menjuarai lomba Ultra-Trail Snowdonia. Ia menunjukkan bahwa menjadi seorang ibu tidak menghalanginya untuk meraih impian dan menaklukkan tantangan.
Strategi Unik: Menyusui di Tengah Kompetisi
Ultra-Trail Snowdonia bukanlah lomba yang mudah. Para peserta harus menghadapi medan yang berat dan menjaga stamina sepanjang 100 kilometer. Bagi Case, tantangan ini semakin berat karena ia harus menyusui Pepper di pos-pos tertentu selama lomba.
Di awal lomba, Case sempat tertinggal sekitar 30 menit dari pelari-pelari elit lainnya. Ia mengaku tidak memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi saat itu. Namun, dukungan dari suaminya, John Roberts, dan kehadiran Pepper di beberapa pos menjadi motivasi tambahan baginya.
John dan Pepper hadir di dua pos bantuan khusus, yaitu di kilometer 20 dan kilometer 80. Selain itu, Case juga mendapatkan izin khusus dari panitia untuk menyusui Pepper di pos kilometer 50. Meskipun waktu lomba terus berjalan saat ia beristirahat untuk menyusui, Case memanfaatkan momen tersebut untuk mengisi ulang energinya.
"Meskipun hati saya hancur berpisah dengan Pepper kecil di pos, saya ingin menunjukkan kepadanya betapa hebatnya ibu yang menjadi pelari," ujar Case.
Pos kilometer 50 menjadi pos yang paling menantang baginya. John tidak diizinkan untuk membantunya mengisi ulang botol air minum atau mengambilkan makanan. Untungnya, para relawan di pos tersebut sangat mendukung dan membantu Case.
Beralih ke "Mode Ibu" di Lintasan Lari
Case menceritakan bahwa ia harus memaksa dirinya untuk beralih dari mode balapan ke "mode ibu" setiap kali menyusui Pepper. Ia bahkan sengaja tidak ingin mengetahui posisinya dalam peringkat lomba agar tidak terburu-buru saat bersama putrinya.
"Saya tidak ingin tahu di mana posisi saya dalam peringkat karena saya tidak ingin membuat Pepper terburu-buru," jelas Case.
Ia juga menambahkan bahwa Pepper sempat terganggu dengan suara gemerisik nomor dada balapannya. Momen perpisahan dengan Pepper di pos-pos bantuan juga menjadi tantangan emosional baginya.
"Sulit untuk mengucapkan selamat tinggal. Pada satu titik, saya tahu ia hanya ingin dipeluk, dan hampir membuat saya patah hati untuk meninggalkannya, meskipun saya tahu John melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam merawatnya sepanjang hari," ungkap Case.
Setelah hampir 17 jam berlari, Case akhirnya berhasil melewati garis finis. Ia sangat terkejut dengan hasil yang diraihnya. Catatan waktu yang dicatatkan Case empat menit lebih cepat dari Lauren Graham, pelari asal Inggris yang menempati posisi kedua.
"Tertinggal 30 menit (dari pelari elite) berarti penyelenggara lomba harus memeriksa waktu chip," tulisnya di media sosial. "Saya menang?!? Saya rasa saya mengulanginya sepuluh kali," lanjutnya.
Kisah Stephanie Case ini adalah bukti nyata bahwa seorang ibu dapat meraih impiannya tanpa harus mengorbankan perannya sebagai ibu. Ia telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia dengan kegigihan, dedikasi, dan cintanya kepada putrinya.