Peternak Bangkalan Terkejut Sapi Kesayangannya Dipilih untuk Kurban Presiden
Kabar gembira sekaligus mengejutkan datang bagi Jamil Achmadi, seorang peternak asal Dusun Tlempok, Desa Katol Timur, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Sapi peliharaannya, yang diberi nama Bimo, dipilih langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk dijadikan hewan kurban.
Jamil menceritakan, awalnya ia tak menyangka sapinya akan dilirik oleh pihak Istana. Beberapa waktu lalu, petugas dari Dinas Perdagangan setempat datang untuk mendata dan memeriksa kondisi sapi-sapi miliknya. Ia mengira pendataan tersebut hanya bagian dari kegiatan rutin dinas. Namun, beberapa hari kemudian, ia menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai perwakilan dari Sekretariat Negara (Setneg) RI.
"Awalnya saya kira cuma orang iseng yang pakai nama Setneg, karena kan sekarang musim seperti itu, mengaku dari pejabat ternyata bukan," ujarnya dengan nada heran. Keraguannya cukup beralasan, mengingat maraknya penipuan yang mengatasnamakan pejabat atau instansi pemerintah.
Jamil akhirnya bersedia bertemu dengan perwakilan Setneg di kediamannya. Kecurigaannya perlahan sirna ketika rombongan pejabat dari Setneg RI dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian tiba di rumahnya. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa panggilan telepon itu bukan sekadar lelucon.
"Alhamdulillah ternyata benar-benar dari Setneg RI tiba di rumah saya. Itu malam hari. Jadi waktu para pejabat itu datang mereka memuji kalau sapi saya besar," ungkap Jamil dengan wajah sumringah.
Rombongan pejabat tersebut langsung memeriksa kondisi sapi Simmental Cross milik Jamil secara seksama. Mereka memastikan bahwa Bimo memenuhi semua kriteria yang ditetapkan untuk hewan kurban presiden. Setelah melalui pemeriksaan, kedua belah pihak mencapai kesepakatan harga.
"Untuk sapi beratnya 1.064 kilogram dan saya bilang harganya Rp 95 juta, lalu ada Pajak Penghasilan (PPh), jadinya harga Rp 90 juta itu sudah termasuk transport dan perawatan hingga H-1 sebelum kami kirimkan," jelas Jamil.
Bimo, sapi berwarna hitam putih, telah dirawat Jamil sejak masih kecil. Selama lebih dari dua tahun, Jamil dengan telaten membesarkan Bimo hingga mencapai bobot lebih dari satu ton.
"Itu sudah poel tiga pasang giginya. Saya beli dari masih pedet lalu dirawat sampai dua tahun lebih. Alhamdulillah besar sekali sekarang dan makannya sangat rakus," kata Jamil.
Perawatan intensif yang diberikan Jamil membuat Bimo tumbuh menjadi sapi yang sehat dan gemuk. Dalam sehari, Bimo menghabiskan satu karung rumput, pakan konsentrat, dan ampas tahu. Untuk minum, Bimo mampu menghabiskan hingga dua bak air berukuran 15 liter.
"Untuk konsentratnya cukup banyak, sehari saya habis Rp 50.000 untuk Bimo. Belum lagi ditambah ampas tahu dan dedak gandum," imbuh Jamil.
Selain memberikan pakan yang berkualitas, Jamil juga sangat memperhatikan kebersihan kandang Bimo. Ia memasang alas kandang berbahan karet dan rutin membersihkannya agar sapi kesayangannya itu terhindar dari penyakit.
"Lantai kandang saya pasangi alas berbahan karet dan saya selalu bersihkan jadi sapinya sehat sekali," jelasnya.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Iskandar Ahadiyat, membenarkan bahwa para pejabat dari Setneg RI dan Dirjen PKH sangat puas dengan kondisi sapi milik Jamil.
"Alhamdulillah, mereka sangat puas melihat sapinya besar dan sehat. Makanya setelah meninjau langsung deal," ungkap Iskandar.
Rencananya, sapi Bimo akan dikirimkan ke Masjid Pragalba di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan. Setelah disembelih, daging kurban akan dibagikan kepada masyarakat dengan menggunakan sistem kupon.
"Nanti penerima akan diberikan kupon yang nantinya bisa ditukar dengan daging kurban," pungkas Iskandar.