Penangguhan Penahanan 15 Mahasiswa Trisakti Terkait Demonstrasi di Balai Kota, Satu Orang Masih Diperiksa

Amnesty International Indonesia mengumumkan bahwa 15 mahasiswa Universitas Trisakti yang sebelumnya ditahan terkait aksi demonstrasi di depan Balai Kota Jakarta telah dipulangkan pada Selasa, 27 Mei 2025. Pemulangan ini merupakan penangguhan penahanan terhadap mereka yang sempat ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kericuhan saat aksi peringatan reformasi.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, membenarkan kabar tersebut. Namun, ia juga menjelaskan bahwa satu mahasiswa lainnya dengan inisial MAA masih menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut di Polda Metro Jaya. Penahanan MAA berbeda karena ia ditangkap belakangan, sehingga memerlukan pendalaman lebih lanjut.

Demonstrasi yang berujung ricuh tersebut terjadi pada Rabu, 21 Mei 2025, di depan Balai Kota DKI Jakarta. Aksi ini merupakan bagian dari peringatan reformasi dan membawa aspirasi terkait pengakuan negara atas tragedi mahasiswa 1998. Menurut laporan kepolisian, aksi demonstrasi tersebut semula direncanakan berlangsung di depan pintu masuk Balai Kota. Namun, massa kemudian melakukan pendobrakan dan memaksa masuk ke area dalam kantor, yang dinilai melanggar kesepakatan awal.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa insiden bermula ketika massa aksi mencoba menerobos masuk menggunakan sepeda motor. Upaya petugas untuk menghalau massa berujung pada insiden pengadangan terhadap kendaraan pejabat negara. Pejabat tersebut bahkan dipaksa turun dari mobil oleh massa aksi. Dalam kericuhan tersebut, beberapa anggota polisi dilaporkan mengalami luka-luka.

Usman Hamid dari Amnesty International Indonesia menjelaskan bahwa demonstrasi ini juga merupakan wujud aspirasi mahasiswa Trisakti untuk bertemu dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) guna menyampaikan tuntutan agar negara mengakui dan bertanggung jawab atas gugurnya mahasiswa saat gerakan reformasi 1998. Tuntutan ini telah lama menjadi agenda penting bagi sivitas akademika Trisakti dan keluarga korban.