Miliarder sekaligus pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, dilaporkan mengundurkan diri dari posisinya sebagai penasihat di Danantara, badan pengelola investasi (BPI) atau sovereign wealth fund (SWF) yang dibentuk oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Pengunduran diri Dalio ini terbilang mengejutkan, mengingat pengangkatannya sebagai salah satu dewan penasihat baru diumumkan dua bulan lalu. Sebelumnya, Dalio bergabung dengan tokoh-tokoh terkemuka lainnya seperti Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra dalam jajaran penasihat Danantara.

Menurut laporan Bloomberg yang mengutip sumber anonim dari lingkaran dalam, alasan pengunduran diri Dalio belum diketahui secara pasti. Sumber tersebut menolak memberikan keterangan lebih lanjut terkait keputusan tersebut.

Ray Dalio, dikenal luas sebagai sosok yang berpengaruh di dunia keuangan global. Bridgewater Associates, yang didirikannya pada tahun 1975, telah berkembang menjadi salah satu hedge fund terbesar di dunia, dengan aset yang dikelola mencapai lebih dari 124 miliar dolar AS. Keahliannya dalam strategi investasi, termasuk pendekatan risk parity dan All Weather portfolio, telah menjadikannya sebagai penasihat bagi berbagai pembuat kebijakan di tingkat global.

Sejak usia muda, Dalio telah menunjukkan minat yang besar dalam investasi. Pada usia 12 tahun, ia telah berinvestasi di saham Northeast Airlines. Setelah menyelesaikan pendidikan MBA di Harvard Business School pada tahun 1973, Dalio mendirikan Bridgewater Associates. Di bawah kepemimpinannya, Bridgewater mencapai puncak kesuksesan sebagai hedge fund terbesar di dunia pada tahun 2013.

Selain kesuksesannya di dunia investasi, Dalio juga dikenal sebagai penulis buku "Principles: Life & Work", yang berisi panduan filosofi manajemen dan investasi yang ia anut. Ia juga aktif dalam kegiatan filantropi melalui Dalio Foundation, mendukung berbagai proyek penelitian ilmiah, termasuk kapal penelitian OceanXplorer yang digunakan untuk eksplorasi laut.