Asimilasi Kuliner: Jejak Roti Meses dari Belanda ke Indonesia
Roti meses, kombinasi sederhana antara roti tawar, mentega, dan taburan cokelat, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sarapan masyarakat Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa hidangan ini bukanlah asli Indonesia, melainkan hasil dari akulturasi kuliner dengan Belanda?
Hubungan sejarah yang panjang antara Indonesia dan Belanda, yang ditandai dengan penjajahan selama berabad-abad, telah melahirkan berbagai bentuk asimilasi budaya, termasuk dalam bidang kuliner. Salah satu contohnya adalah kebiasaan menyantap roti dengan meses. Di Indonesia, sarapan praktis ini sangat digemari karena rasanya yang manis dan mudah disiapkan.
Namun, di belahan dunia lain, kombinasi roti mentega dengan taburan manis seperti meses sering dianggap tidak lazim. Di Belanda, tradisi sarapan dengan roti dan berbagai macam topping sudah lama mengakar. Selain keju, selai, atau daging, meses menjadi salah satu pilihan populer. Di Belanda, meses dikenal dengan nama hagelslag, yang berarti "hujan es", merujuk pada bentuknya yang kecil menyerupai butiran es. Hagelslag tak hanya dinikmati bersama roti, tetapi juga menjadi pelengkap kue ontbijtkoek dan roti kismis.
Sejarah hagelslag bermula pada tahun 1919, ketika B.E. Dieperink, seorang direktur perusahaan permen di Belanda, menciptakan taburan renyah dan manis ini. Beberapa tahun kemudian, varian rasa seperti lemon, raspberry, dan jeruk mulai bermunculan. Pada tahun 1936, sebuah pabrik gula memproduksi chocoladehagelslag, meses cokelat dengan kandungan kakao 32 persen. Awalnya dikemas dalam kertas berbentuk kerucut, kini meses lebih praktis dikemas dalam kotak kertas atau kaleng.
Penggunaan meses juga meluas ke negara-negara bekas jajahan Belanda lainnya, seperti Suriname dan wilayah Antillen Belanda. Di Belgia, taburan ini dikenal dengan nama muizenstrontjes, yang secara harfiah berarti "kotoran tikus" karena bentuknya yang menyerupai. Istilah ini kemudian diadopsi di Indonesia menjadi "meses".
Popularitas roti meses terus bertahan di Indonesia hingga saat ini. Warisan kuliner dari masa lalu ini terus beradaptasi, tidak hanya sebagai teman sarapan tetapi juga sebagai penghias donat, kue tart, dan berbagai hidangan penutup lainnya. Roti meses menjadi bukti nyata bagaimana pertukaran budaya dapat menciptakan hidangan yang unik dan digemari lintas generasi.