Kasus dugaan pelecehan yang menimpa seorang siswi SMP di Depok menjadi pengingat akan pentingnya peran aktif orang tua dalam melindungi anak-anak mereka, terutama di lingkungan sekolah. Insiden yang mencuat pada 13 Maret 2025, di mana seorang guru diduga melakukan pelecehan verbal, menekankan perlunya kewaspadaan dan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak.

Merespons kejadian ini, psikolog Meity Arianty memberikan panduan bagi orang tua untuk mengenali potensi tanda-tanda pelecehan pada anak. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

• Membangun Komunikasi Terbuka dan Rutin: Meity menekankan pentingnya menciptakan ruang bagi anak untuk berbagi pengalaman sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan aktivitas di sekolah. Orang tua sebaiknya secara proaktif mengajak anak berdiskusi mengenai pelajaran, interaksi dengan guru, dan hubungan dengan teman sebaya. Komunikasi yang terbuka akan membangun rasa aman dan nyaman bagi anak untuk mengungkapkan jika ada hal-hal yang membuatnya tidak nyaman atau bahkan mengalami tindakan yang tidak pantas.
• Inisiatif Bertanya dan Menggali Informasi: Tidak semua anak memiliki keberanian atau kemampuan untuk menceritakan masalah yang dialaminya secara spontan. Oleh karena itu, orang tua perlu mengambil inisiatif untuk bertanya dan menggali informasi lebih dalam mengenai kegiatan anak di sekolah. Perubahan sikap atau emosi yang mencurigakan bisa menjadi indikasi adanya masalah yang perlu ditindaklanjuti.
• Membangun Jaringan dengan Lingkungan Sekitar Anak: Selain berkomunikasi dengan anak, orang tua juga disarankan untuk membangun hubungan dengan orang-orang yang berada di sekitar anak, baik di lingkungan sekolah maupun pertemanan. Berinteraksi dengan wali kelas akan memberikan informasi mengenai perkembangan anak di sekolah. Menjalin kedekatan dengan teman dekat anak juga dapat memberikan perspektif tambahan dan membantu orang tua untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kondisi anak.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, orang tua dapat meningkatkan kewaspadaan dan berperan aktif dalam mencegah serta mendeteksi dini potensi kasus pelecehan pada anak. Perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama, dan komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi tumbuh kembang mereka.