Reaktivasi Jalur Kereta Pangandaran: Angin Segar bagi Perekonomian Priangan Timur

Rencana revitalisasi jalur kereta api menuju Pangandaran, yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, mendapatkan sambutan hangat dari berbagai kalangan, termasuk para ahli ekonomi.

Inisiatif strategis ini dipandang sebagai katalisator potensial untuk meningkatkan geliat ekonomi di wilayah Priangan Timur. Diskusi mengenai dampak positif reaktivasi ini menjadi salah satu topik utama dalam acara West Java Economic Society (WJES) 2025 yang diadakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya.

Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya, Laura Rulida Eka Sari, menyampaikan pandangannya bahwa peningkatan infrastruktur, termasuk reaktivasi jalur kereta api, akan memberikan dampak positif bagi pergerakan ekonomi di wilayah tersebut. Dukungan terhadap inisiatif ini didasari keyakinan bahwa aksesibilitas yang lebih baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, M Nur, menekankan pentingnya akses transportasi dalam mendukung perkembangan ekonomi daerah. Ia menyoroti kontribusi signifikan sektor pertanian, yang sebagian besar berasal dari Priangan Timur, terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang mencapai hampir 5 persen pada kuartal I tahun 2025. Selain pertanian, pariwisata dan perikanan juga menjadi potensi unggulan Priangan Timur yang perlu dioptimalkan.

Nur berharap bahwa hasil diskusi dalam WJES 2025 dapat menjadi masukan berharga bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam merumuskan kebijakan pembangunan ekonomi jangka pendek, menengah, dan panjang. Ia juga mengapresiasi masukan dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan pelaku usaha, yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan Jawa Barat yang lebih efektif dan maju.

Doktor Keni Kaniawati, perwakilan ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Jabar, memberikan catatan penting terkait pengembangan UMKM di Priangan Timur. Ia menyoroti potensi ekspor produk UMKM ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, dan menekankan pentingnya mitigasi risiko serta penguatan UMKM, terutama dalam menghadapi potensi gejolak ekonomi global. Pengalaman krisis moneter 1998 menunjukkan bahwa UMKM memiliki ketahanan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Reaktivasi jalur kereta api Pangandaran diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pengembangan sektor pariwisata, pertanian, dan UMKM di Priangan Timur. Dengan aksesibilitas yang lebih baik, diharapkan akan terjadi peningkatan investasi, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Potensi Ekonomi Priangan Timur

Priangan Timur memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama di sektor pertanian, pariwisata, dan perikanan. Namun, potensi ini belum sepenuhnya terealisasi karena berbagai kendala, salah satunya adalah keterbatasan akses transportasi. Reaktivasi jalur kereta api Pangandaran diharapkan dapat mengatasi kendala ini dan membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi Priangan Timur.

  • Sektor Pertanian: Priangan Timur merupakan salah satu daerah penghasil produk pertanian terbesar di Jawa Barat. Dengan akses transportasi yang lebih baik, produk pertanian dari Priangan Timur dapat lebih mudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan diekspor ke luar negeri.
  • Sektor Pariwisata: Pangandaran merupakan salah satu destinasi wisata populer di Jawa Barat. Reaktivasi jalur kereta api diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pangandaran, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menciptakan lapangan kerja.
  • Sektor UMKM: Priangan Timur memiliki banyak pelaku UMKM yang berpotensi untuk berkembang. Dengan akses transportasi yang lebih baik, UMKM di Priangan Timur dapat lebih mudah memasarkan produknya ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan diekspor ke luar negeri.

Tantangan dan Peluang

Reaktivasi jalur kereta api Pangandaran bukan tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang perlu diatasi antara lain adalah:

  • Pembebasan Lahan: Proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalur kereta api seringkali memakan waktu dan biaya yang besar.
  • Infrastruktur: Infrastruktur pendukung seperti stasiun dan fasilitas lainnya perlu dibangun atau diperbaiki agar jalur kereta api dapat beroperasi dengan baik.
  • Koordinasi: Koordinasi antara berbagai pihak terkait, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan PT KAI, perlu dilakukan secara efektif agar proyek reaktivasi dapat berjalan lancar.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar yang dapat diraih dengan reaktivasi jalur kereta api Pangandaran. Peluang tersebut antara lain adalah:

  • Peningkatan Ekonomi: Reaktivasi jalur kereta api dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di Priangan Timur, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menciptakan lapangan kerja.
  • Peningkatan Pariwisata: Reaktivasi jalur kereta api dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pangandaran, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menciptakan lapangan kerja.
  • Peningkatan Investasi: Reaktivasi jalur kereta api dapat menarik investor untuk berinvestasi di Priangan Timur, sehingga dapat mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.