Evolusi Musik Anime: Dari Hiburan Anak-Anak hingga Fenomena Global
Musik anime, yang dulunya dianggap sebagai hiburan kelas dua untuk anak-anak, kini telah menjadi kekuatan dominan di tangga lagu Jepang dan di seluruh dunia. Lagu-lagu seperti "Idol" dari Yoasobi dan "Specialz" dari King Gnu telah menduduki puncak tangga lagu dan menjadi viral di media sosial, membuktikan daya tarik global genre ini. Bagaimana lagu anime berkembang dari masa lalu hingga bisa diterima secara global?
Lahirnya Musik Anime (1960-1970an)
Sejarah anime televisi Jepang dimulai pada tahun 1963 dengan "Astro Boy". Lagu pembukanya, yang ditulis oleh penyair Tanikawa Shuntarō, menggunakan frasa sederhana dan mudah diingat yang menyoroti karakter dan kekuatan protagonis robot. Pada saat itu, anime sering disebut sebagai "manga TV untuk anak-anak", dan lagu-lagunya dirancang agar sederhana dan menarik bagi anak-anak.
Lagu-lagu ini sering kali hanya mengulang nama karakter dan gerakan khas mereka agar mudah diingat. Penyanyi Mizuki Ichirō, yang dikenal sebagai "kaisar lagu anime", ingat bagaimana lagu anime didiskriminasi di industri musik dan televisi. Penyanyi anime tidak diizinkan tampil di panggung yang sama dengan artis folk atau pop, karena lagu anime dianggap sebagai hiburan kelas dua untuk anak-anak. Titik balik utama datang pada tahun 1974 dengan "Space Battleship Yamato". Lagu temanya yang bergaya militer, yang ditulis oleh Aku Yū, menyimpang dari pola lagu kepahlawanan anak-anak dan memiliki komposisi dramatis yang menarik bagi penonton dewasa. Pada akhir tahun 1970-an, anime seperti "Ashita no Joe" dan "Mobile Suit Gundam" mulai menampilkan cerita yang lebih dewasa, dan lagu-lagunya mencerminkan perubahan ini, menyoroti kualitas sastra dan artistik.
Konvergensi dengan J-Pop (1980-1990an)
Pergeseran ke arah musik pop yang lebih mainstream meningkat pada tahun 1980-an. Dalam "Cat's Eye", yang diadaptasi dari manga karya Hōjō Tsukasa, penyanyi city pop Anri menyanyikan lagu pembuka, yang menjadi hit besar. Lagu tersebut bahkan dibawakan di acara musik malam tahun baru NHK, Kōhaku Uta Gassen, menandai preseden penting untuk penerimaan lagu anime sebagai musik pop mainstream. Demikian pula, "Get Wild" dari TM Network, lagu penutup "City Hunter", sangat cocok dengan gaya visual anime dan menjadi salah satu lagu anime paling ikonik sepanjang masa.
Pada tahun 1990-an, batas antara lagu anime dan J-pop semakin kabur. Artis-artis besar seperti Zard, Wands, Ōguro Maki, dan B'z menyumbangkan lagu tema untuk "Slam Dunk" dan "Detective Conan", menciptakan serangkaian hit yang terjual jutaan kopi. Ini memperkuat gagasan bahwa lagu anime dapat menduduki puncak tangga lagu, dan semakin mengintegrasikan musik anime ke dalam industri musik Jepang.
Ekspansi Global (2000an)
Tahun 2000-an menyaksikan kebangkitan internet, yang meningkatkan popularitas global lagu anime. Misalnya, band rock alternatif The Pillows mencapai status signifikan di luar negeri melalui karya mereka di anime "FLCL". Kemudian, Asian Kung-Fu Generation dan Flow, yang menyumbangkan lagu untuk "Naruto" dan melakukan tur internasional, membuktikan bahwa anime adalah pintu masuk penting bagi band-band Jepang ke panggung global. Dengan munculnya layanan streaming seperti Spotify dan YouTube di tahun 2010-an, lagu anime semakin menjangkau audiens global yang luas, memperkuat kehadirannya di dunia musik internasional.
Kebangkitan Artis Papan Atas (2010-Sekarang)
Sejumlah anime yang dulunya hanya dikenal di kalangan penonton larut malam, seperti "Puella Magi Madoka Magica" dan "Attack on Titan", telah berkembang menjadi fenomena arus utama. Lagu anime telah mengambil posisi sentral dalam industri musik Jepang, bahkan melahirkan film-film layar lebar yang sangat sukses. Anime juga telah menjadi peluang kolaborasi yang sangat menarik—sering kali melampaui lagu tema drama TV dan iklan dalam hal jangkauan dan dampak. Bagi para artis, terlibat dalam proyek anime menawarkan jalan menuju ekspansi internasional dan keterlibatan penggemar baru.