FBI Kembali Membuka Investigasi Kasus Kokain Gedung Putih dan Kebocoran Draf Putusan Aborsi

Biro Investigasi Federal (FBI) mengumumkan pembukaan kembali investigasi terkait dua kasus kontroversial yang sempat mencuat ke publik. Kasus tersebut adalah penemuan kokain di Gedung Putih pada tahun 2023, di masa pemerintahan Presiden Joe Biden, dan kebocoran draf opini Mahkamah Agung AS terkait aborsi pada tahun 2022.

Pengumuman ini disampaikan oleh Wakil Direktur FBI, Dan Bongino, melalui platform media sosial X pada hari Senin (26/5). Bongino menyatakan bahwa dirinya telah meminta pembaruan mingguan mengenai perkembangan kedua kasus tersebut. Langkah ini menandai babak baru dalam upaya mengungkap fakta di balik insiden yang sempat memicu perdebatan sengit di berbagai kalangan.

Kasus penemuan kokain di Gedung Putih menjadi sorotan tajam, terutama dari kalangan Republik. Penemuan tersebut terjadi di sebuah bilik dekat pintu masuk West Wing, memicu spekulasi dan tudingan dari berbagai pihak. Saat itu, mantan Presiden Donald Trump bahkan menuding bahwa kokain tersebut mungkin milik Presiden Biden atau putranya, Hunter Biden. Tuduhan ini dilontarkan meskipun pada saat kejadian, Biden dan keluarganya sedang tidak berada di Washington.

Pihak Gedung Putih sendiri telah menolak tuduhan tersebut sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab. Kini, dengan dibukanya kembali investigasi oleh FBI, publik menantikan perkembangan lebih lanjut dan berharap kebenaran dapat terungkap.

Kasus lain yang turut menjadi fokus FBI adalah kebocoran draf opini Mahkamah Agung AS pada tanggal 2 Mei 2022, terkait kasus Dobbs v. Jackson Women's Health Organization. Kebocoran ini mengungkap rencana Mahkamah Agung untuk membatalkan hak konstitusional atas aborsi, sebuah keputusan yang sangat kontroversial dan memicu protes luas di seluruh negeri.

Trump juga mengecam kebocoran tersebut dan mendesak agar jurnalis yang terlibat dipenjara sampai mereka mengungkapkan sumber informasi tersebut. Investigasi sebelumnya terhadap kedua kasus ini, yang dilakukan oleh Secret Service dan Mahkamah Agung, tidak berhasil mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab.

Saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Mahkamah Agung maupun Secret Service terkait keputusan FBI untuk membuka kembali investigasi. Bongino, yang sebelumnya dikenal sebagai tokoh podcast sayap kanan, pernah mengklaim bahwa dirinya memiliki informasi dari informan yang mencurigai adanya keterkaitan antara penemuan kokain dan lingkaran dalam Presiden Biden. Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti yang kuat.

Berikut poin poin yang akan menjadi fokus utama FBI dalam penyelidikan ulang kasus ini:

  • Mengidentifikasi individu yang membawa kokain ke Gedung Putih.
  • Menentukan bagaimana kokain tersebut bisa masuk ke Gedung Putih.
  • Mengungkap motif di balik kebocoran draf opini Mahkamah Agung.
  • Mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas kebocoran draf opini Mahkamah Agung.

Dengan dibukanya kembali investigasi ini, diharapkan kedua kasus ini dapat menemukan titik terang dan memberikan jawaban kepada publik.