Investigasi Pembacokan ASN Kejagung di Depok: Polisi Intensifkan Pencarian CCTV dan Periksa Saksi
Aparat kepolisian terus berupaya mengungkap kasus pembacokan yang menimpa DSK (44), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Pusat Data Statistik Kriminal dan Teknologi Informasi (Pusdaskrimti) Kejaksaan Agung (Kejagung). Insiden penyerangan oleh orang tak dikenal (OTK) ini terjadi di kawasan Pengasinan, Sawangan, Depok, dan kini menjadi fokus utama penyelidikan.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Bambang, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian untuk mencari rekaman CCTV yang dapat memberikan petunjuk terkait pelaku. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan.
"Kami sudah menyisir area tersebut, namun CCTV terdekat dari lokasi kejadian, seperti yang berada di tempat cuci mobil dan Indomaret, ternyata tidak mengarah ke lokasi pembacokan," jelas AKBP Bambang.
Selain mengandalkan rekaman CCTV, polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengumpulkan informasi terkait kejadian tersebut. Hingga saat ini, tujuh orang saksi telah dimintai keterangan.
"Korban sendiri juga sudah dimintai keterangan di rumah sakit. Berdasarkan pengakuannya, korban tidak merasa memiliki masalah atau perselisihan dengan siapapun," imbuh AKBP Bambang.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan kronologi kejadian. Pembacokan terjadi pada Sabtu (24/5) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu, DSK yang menjabat sebagai Kasi Perangkat Keras dan Jaringan, baru saja pulang dari kantor.
Dalam perjalanan pulang, hujan deras memaksa korban untuk berhenti dan berteduh. Setelah hujan reda, DSK melanjutkan perjalanannya. Namun, tidak jauh dari rumahnya, tepatnya di sekitar Jalan Pengasinan, korban dipepet oleh dua orang pengendara motor yang datang dari arah berlawanan.
"Saat korban melintas di Jalan Pengasinan, sekitar satu kilometer dari rumahnya, tiba-tiba datang dua orang berboncengan yang langsung mendekat," terang Harli Siregar.
Pelaku kemudian mengayunkan senjata tajam ke arah pergelangan tangan korban sambil berteriak "sikat!".
"Sambil berteriak 'sikat' pelaku mengayunkan senjata tajam ke pergelangan tangan Saudara DS dan kemudian berteriak lagi 'mampus lu', setelah itu pelaku langsung melarikan diri," lanjut Harli.
Akibat serangan tersebut, DSK mengalami luka serius di pergelangan tangan kanannya. Urat kelingking tangan kanannya putus dan tidak dapat digerakkan. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Kasus ini masih dalam penyelidikan mendalam oleh pihak kepolisian.