Borobudur Siap Tampung 5.000 Wisatawan Per Hari dengan Stairlift Permanen

markdown Perusahaan Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) mengumumkan rencana ambisius untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang dapat mengunjungi Candi Borobudur hingga mencapai 5.000 orang per hari. Langkah ini merupakan peningkatan signifikan dari kuota sebelumnya yang hanya 1.200 orang, dan didukung oleh pertimbangan pemasangan stairlift permanen.

Pengumuman ini disampaikan oleh Direktur InJourney, Maya Watono, dalam sebuah media briefing yang berlangsung di kompleks Candi Borobudur. Menurutnya, peningkatan kuota ini akan memungkinkan lebih banyak orang untuk menikmati keindahan dan kemegahan candi Buddha terbesar di dunia tersebut.

"Kami akan mencoba meningkatkan (jumlah wisatawan) menjadi 5.000 orang per hari," ungkap Maya. "Kami telah berdiskusi dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengenai rencana ini."

Saat ini, akses ke struktur Candi Borobudur dibatasi maksimal 150 orang per jam, atau sekitar 1.200 orang per hari. Wisatawan yang ingin naik ke bagian atas candi juga dikenakan tarif tambahan. Pemasangan stairlift ini, yang pada awalnya diusulkan untuk membantu para biksu dengan keterbatasan mobilitas, akan menjadi bagian dari rencana jangka panjang selama lima tahun mendatang. Maya menambahkan bahwa stairlift ini juga akan membantu memperluas akses bagi lebih banyak wisatawan.

"Ini bisa menjadi solusi permanen untuk Borobudur," ujarnya.

Namun, Maya menekankan bahwa semua pengembangan yang dilakukan akan mempertimbangkan kajian dari pihak-pihak terkait, termasuk UNESCO, untuk memastikan pelestarian situs warisan dunia tersebut.

Salah satu tujuan awal dari pemasangan stairlift ini adalah untuk memfasilitasi kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang dijadwalkan datang bersama Presiden terpilih Prabowo Subianto. Pemasangan dilakukan di pintu selatan Candi Borobudur, dekat Taman Kenari di zona I.

"Kami tidak menggunakan paku, bor, atau melakukan penetrasi terhadap batu candi," tegas Maya, membantah kekhawatiran bahwa perangkat tersebut akan merusak struktur candi. Ia juga menambahkan bahwa pemasangan dilakukan sesuai dengan standar Outstanding Universal Value (OUV) dari UNESCO.

Kajian pengadaan stairlift ini juga melibatkan Kementerian Kebudayaan dan Museum serta Cagar Budaya Warisan Dunia Borobudur. Namun, hingga saat ini, Subkoordinator lembaga tersebut, Wiwit Kasiyati, belum memberikan tanggapan.

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, mengonfirmasi bahwa stairlift memang disiapkan untuk memfasilitasi kunjungan Presiden Macron. "Presiden Prancis tentu dalam kunjungan kenegaraan waktunya terbatas," jelas Hasan. "Sehingga juga disiapkan fasilitas untuk memudahkannya agar bisa menapaki setiap tingkat yang ada di Borobudur."

Rencana peningkatan jumlah wisatawan dan pemasangan stairlift ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas Candi Borobudur bagi semua orang, sambil tetap menjaga kelestarian situs bersejarah tersebut. Hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata di wilayah tersebut.