Banjir Bekasi Lumpuhkan Listrik RSUD, Ratusan Pasien Dievakuasi
Banjir Bekasi Lumpuhkan Listrik RSUD, Ratusan Pasien Dievakuasi
Luapan Kali Bekasi pada Selasa (4/3/2025) menyebabkan pemadaman listrik total di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi. Kejadian ini memaksa pihak rumah sakit melakukan evakuasi pasien dari Gedung E dan F, yang panel listriknya terendam banjir. Direktur Utama RSUD, dr. Kusnanto Saidi, membenarkan peristiwa ini dalam konfirmasi kepada media. Meskipun belum dapat merinci jumlah pasti pasien yang dievakuasi, ia memastikan seluruh pasien yang terdampak telah dipindahkan ke Gedung A.
Gedung A, yang terletak di area yang aman dari genangan banjir, tetap beroperasi berkat genset yang menyediakan daya listrik darurat. Kesiapan genset tersebut memastikan pasokan listrik untuk peralatan medis penting, termasuk ventilator, tetap terjaga sehingga perawatan pasien dapat terus berlanjut tanpa hambatan berarti. Meskipun situasi darurat, pihak rumah sakit memastikan layanan medis esensial tetap berjalan optimal. Data lengkap mengenai jumlah pasien yang dipindahkan akan segera dirilis oleh pihak RSUD.
Sementara itu, Pemerintah Kota Bekasi telah mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi dampak banjir yang meluas. Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menyatakan bahwa sejumlah posko telah didirikan di berbagai kecamatan yang terdampak. Posko-posko tersebut menyediakan berbagai layanan penting bagi warga yang terdampak, termasuk tempat pengungsian, layanan kesehatan darurat, dan dapur umum. Langkah ini menunjukkan kesiapsiagaan Pemkot Bekasi dalam menangani situasi bencana.
Namun, upaya evakuasi dan penyelamatan menghadapi kendala teknis. Pemkot Bekasi memiliki sejumlah perahu karet non-mesin, namun penggunaan perahu tersebut dinilai berbahaya mengingat arus air yang cukup deras. Penggunaan perahu karet bermesin juga dihadapkan pada tantangan tersendiri, yaitu bahaya kabel listrik yang terendam air di sekitar pemukiman warga. Hal ini menunjukkan kompleksitas penanganan bencana banjir di wilayah perkotaan yang padat penduduk.
Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem ketahanan bencana di fasilitas kesehatan, khususnya dalam menghadapi bencana alam seperti banjir. Keberadaan genset di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid terbukti sangat krusial dalam menjaga kelangsungan pelayanan medis di tengah pemadaman listrik. Namun, perlunya evaluasi terhadap sistem proteksi listrik RSUD dan rencana kontigensi yang lebih komprehensif untuk menghadapi kejadian serupa di masa mendatang tetap menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan. Selain itu, koordinasi yang lebih baik antara pihak rumah sakit, pemerintah daerah, dan instansi terkait dalam menghadapi bencana perlu ditingkatkan agar respon yang lebih cepat dan efektif dapat diberikan.
Langkah-langkah yang telah diambil: * Evakuasi pasien dari Gedung E dan F ke Gedung A. * Pengoperasian genset untuk menjaga pasokan listrik di Gedung A. * Pembentukan posko-posko di kecamatan yang terdampak banjir. * Penyediaan layanan pengungsian, kesehatan, dan dapur umum.
Kejadian ini sekali lagi menggarisbawahi perlunya kesiapan yang maksimal dalam menghadapi bencana alam, khususnya di daerah rawan banjir. Perencanaan yang matang, koordinasi yang efektif, dan infrastruktur yang memadai merupakan kunci dalam meminimalisir dampak buruk dan melindungi keselamatan warga.