Putra Mantan Presiden Brasil Terjerat Investigasi Terkait Ancaman terhadap Aparat Penegak Hukum

Mahkamah Agung Brasil telah mengeluarkan perintah untuk melakukan investigasi terhadap Eduardo Bolsonaro, putra dari mantan Presiden Jair Bolsonaro. Investigasi ini dipicu oleh dugaan tindakan Eduardo yang menghalangi proses hukum terkait penyelidikan terhadap ayahnya.

Eduardo dituduh telah melontarkan ancaman kepada para hakim, jaksa, dan petugas kepolisian yang terlibat dalam penyelidikan terhadap Jair Bolsonaro. Selain itu, pria yang kini berdomisili di Amerika Serikat ini, disinyalir berupaya untuk mempengaruhi pemerintah AS agar menjatuhkan sanksi kepada pejabat-pejabat Brasil yang bekerja di bawah pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.

Eduardo, yang berusia 40 tahun, diketahui telah pindah ke Washington sejak bulan Februari. Di sana, ia aktif melakukan kampanye untuk menggalang dukungan bagi ayahnya. Jair Bolsonaro sendiri dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Donald Trump, yang kembali menduduki Gedung Putih sejak pertengahan Januari.

Jair Bolsonaro, yang dikalahkan dalam pemilihan umum tahun 2022, saat ini sedang menghadapi proses hukum di Brasil atas dugaan keterlibatannya dalam rencana kudeta terhadap Lula da Silva. Mahkamah Agung Brasil, di bawah pimpinan Hakim Alexandre de Moraes, telah memulai sidang untuk mendengarkan keterangan dari para saksi kunci dalam kasus tersebut.

Jaksa Agung Brasil, Paulo Gonet, dalam dokumen pengadilan yang diajukan kepada Mahkamah Agung, meminta izin untuk melakukan penyelidikan terhadap Eduardo atas tuduhan melakukan "ancaman-ancaman" terhadap para hakim, jaksa, dan polisi yang terlibat dalam penyelidikan kasus ayahnya. Gonet menyebutkan bahwa Eduardo diduga berupaya untuk menjatuhkan sanksi kepada mereka yang menyelidiki ayahnya, termasuk pencabutan visa AS dan pembekuan aset.

Hakim Moraes, pada hari Senin (26/5), mengabulkan permintaan Gonet dan memerintahkan penyelidikan terhadap Eduardo atas dugaan melakukan "pemaksaan" dan perintangan hukum. Berdasarkan dokumen pengadilan, Hakim Moraes memerintahkan agar Eduardo dan ayahnya diperiksa oleh kepolisian dalam waktu 10 hari ke depan.

Menariknya, pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan bahwa Washington mungkin akan menjatuhkan sanksi kepada Hakim Morares, yang juga terlibat perselisihan dengan miliarder AS, Elon Musk, yang kini menjadi sekutu dan penasihat Trump. Menanggapi hal itu, Eduardo memberikan sambutan baik melalui media sosial dengan mengatakan: "Kita akan menang."