Program Makan Bergizi Gratis Hasilkan Ratusan Ribu Ton Potensi Sisa Pangan yang Bernilai Ekonomis
Potensi Ekonomi Sirkular dari Sisa Makanan Program Makan Bergizi Gratis
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyoroti potensi besar sisa makanan yang dihasilkan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa program strategis nasional ini berpotensi menghasilkan antara 1,1 juta hingga 1,4 juta ton sisa makanan per tahun.
Plt. Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, menekankan bahwa keberhasilan MBG tidak hanya diukur dari dampaknya terhadap kesehatan dan pendidikan, tetapi juga dari kontribusinya terhadap pengelolaan lingkungan. Ia menjelaskan bahwa sisa makanan tersebut memiliki nilai ekonomis yang signifikan jika dikelola dengan baik. Pemanfaatan sisa makanan dapat dilakukan melalui berbagai cara, termasuk:
- Pakan Ternak: Sisa makanan dapat diolah menjadi pakan ternak yang bernutrisi, mengurangi ketergantungan pada sumber pakan konvensional.
- Kompos dan Pupuk: Proses pengomposan sisa makanan menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan.
- Donasi Pangan: Sisa makanan yang masih layak konsumsi dapat didonasikan kepada masyarakat yang membutuhkan, membantu mengatasi masalah kelaparan dan kekurangan gizi.
Bapanas berkomitmen untuk memastikan bahwa sisa makanan dari program MBG tidak terbuang percuma. Mereka aktif mensosialisasikan pentingnya penyelamatan sisa makanan kepada Pemerintah Daerah dan melibatkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pangan.
Sarwo Edhy mencontohkan praktik penyelamatan sisa makanan yang telah dilakukan, seperti pengumpulan susu yang mendekati tanggal kedaluwarsa dari perusahaan dan toko. Susu-susu tersebut kemudian disalurkan kepada asosiasi pangan untuk didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Menurut kajian Bappenas (2024), dari total potensi sisa makanan tersebut, diperkirakan 451 ribu hingga 603 ribu ton merupakan edible food waste yang berpotensi diselamatkan dan disalurkan kepada masyarakat. Sementara itu, 671 ribu hingga 896 ribu ton sisanya merupakan inedible food waste yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti pakan ternak dan kompos.
Bapanas menekankan pentingnya penerapan prinsip 9R ekonomi sirkular (Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose and Recycle) dalam pengelolaan sisa makanan program MBG. Dengan pengelolaan yang tepat, sisa makanan dapat menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.