Arab Saudi Siapkan 600 Zona Wisata Bebas Miras untuk Dongkrak Pariwisata

Pemerintah Arab Saudi berencana untuk mendirikan sekitar 600 zona wisata yang memperbolehkan penjualan minuman beralkohol. Inisiatif ini merupakan bagian dari program Visi 2030 yang ambisius, bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian negara dan menarik lebih banyak wisatawan internasional.

Rencana ini muncul menjelang perhelatan akbar seperti World Expo 2030 dan Piala Dunia FIFA 2034, yang diharapkan dapat mendongkrak sektor pariwisata Saudi. Menurut laporan dari Cairo Scene, kebijakan baru ini akan memungkinkan penjualan minuman beralkohol seperti anggur, bir, dan sari buah apel di lokasi-lokasi berlisensi tertentu.

  • Hotel bintang lima
  • Resor mewah
  • Kompleks ekspatriat

Penjualan dan konsumsi publik di luar area yang ditentukan akan tetap dilarang. Demikian pula, minuman beralkohol dengan kadar alkohol di atas 20% juga tidak diizinkan. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menarik wisatawan mancanegara yang terbiasa dengan ketersediaan alkohol di industri perhotelan.

Arab Saudi berusaha untuk mensejajarkan diri dengan negara-negara tetangga di kawasan Teluk, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, yang telah lebih dulu menerapkan regulasi penjualan alkohol dalam sektor pariwisata mereka. Pemerintah Saudi menekankan bahwa kebijakan ini akan diatur dengan ketat. Tempat-tempat yang memiliki izin penjualan alkohol wajib mematuhi pedoman yang telah ditetapkan untuk memastikan layanan yang bertanggung jawab dan menghormati prinsip-prinsip Islam.

Reformasi ini dipandang sebagai upaya untuk menyeimbangkan modernisasi dengan pelestarian budaya, menawarkan pengalaman yang lebih inklusif bagi pengunjung internasional tanpa mengorbankan identitas tradisional Kerajaan. Sebelumnya, UEA juga telah melakukan reformasi dengan melonggarkan sejumlah aturan, termasuk memperbolehkan pasangan yang belum menikah untuk tinggal bersama dan mencabut pembatasan terkait alkohol. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik UEA sebagai tujuan wisata dan investasi.

Kebijakan-kebijakan yang mendukung kebebasan pribadi dinilai dapat meningkatkan status ekonomi dan sosial negara, serta memperkuat prinsip toleransi. Dengan menerapkan kebijakan serupa, Arab Saudi berharap dapat mencapai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata sambil tetap menghormati nilai-nilai budaya dan agama yang dianut.