Pemasangan Stairlift di Borobudur Tuai Sorotan Arkeolog, Kajian Warisan Dunia Mendesak Dilakukan
markdown Candi Borobudur, sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO, senantiasa menjadi sorotan dalam setiap upaya pemeliharaan dan pengembangan. Rencana pemasangan stairlift di kompleks candi tersebut baru-baru ini memicu diskusi hangat di kalangan arkeolog. Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) menekankan pentingnya kajian mendalam sebelum implementasi proyek tersebut.
Marsis Sutopo, Ketua Umum IAAI, menegaskan bahwa setiap modifikasi atau penambahan fasilitas di Candi Borobudur harus melalui proses evaluasi yang ketat. Menurutnya, Heritage Impact Assessment (HIA) menjadi instrumen krusial untuk mengukur potensi dampak dari perubahan fisik terhadap bangunan bersejarah tersebut. "Kalau memiliki dampak negatif (kerusakan), tentunya tidak diperbolehkan," tegas Marsis. Kajian ini akan memberikan rekomendasi apakah pemasangan alat seperti stairlift dapat dilakukan tanpa mengancam integritas Borobudur sebagai warisan dunia.
Marsis menolak untuk memberikan spekulasi mengenai potensi kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh stairlift tersebut. Ia beralasan belum memiliki informasi detail mengenai spesifikasi teknis alat tersebut. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pengelolaan Borobudur harus selaras dengan pedoman UNESCO dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Hal ini merupakan wujud komitmen dalam menjaga kelestarian warisan dunia yang tak ternilai harganya.
Sebelumnya, santer diberitakan bahwa pemasangan stairlift ini terkait dengan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa keterbatasan waktu kunjungan menjadi alasan utama penyediaan fasilitas tersebut. Namun, alasan ini tidak serta merta menghilangkan kekhawatiran akan potensi dampak negatif terhadap Candi Borobudur.
Meskipun akses wisatawan ke pelataran Candi Borobudur sempat dibatasi menjelang kunjungan kenegaraan, isu mengenai stairlift tetap menjadi perbincangan. Kepentingan menjaga kelestarian warisan budaya harus menjadi prioritas utama dalam setiap pengambilan keputusan terkait Candi Borobudur. Proses kajian yang komprehensif dan transparan menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap perubahan yang dilakukan tidak merusak nilai historis dan arkeologis candi tersebut.