Aksi Protes Berujung Ricuh: Anggota LSM Diduga Gebrak Meja di Sekolah Dasar Sumenep

Insiden di SDN Duko 1, Sumenep: Anggota LSM Diduga Picu Kericuhan

Sebuah insiden yang melibatkan seorang pria yang mengaku sebagai anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memicu kericuhan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Duko 1, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep. Peristiwa ini terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial dan aplikasi pesan singkat.

Kejadian bermula ketika pria tersebut, yang diketahui bernama Muhlis, datang ke sekolah dan mempertanyakan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Menurut informasi yang beredar, Muhlis, yang mengaku sebagai anggota LSM Bidik, menduga adanya penyimpangan dalam realisasi dana BOS senilai belasan juta rupiah.

Adu argumen antara Muhlis dan Kepala Sekolah, Moh. Yunus, tak terhindarkan. Ketegangan meningkat hingga Muhlis diduga menggebrak meja, memicu suasana menjadi tidak kondusif. Pihak sekolah kemudian meminta Muhlis untuk meninggalkan ruangan, namun ia menolak dan justru menantang para guru.

"Ayo pukul saya, pukul, pukul," ucap Muhlis, seperti yang terdengar dalam rekaman video.

Upaya untuk mengeluarkan Muhlis dari ruang guru menemui perlawanan. Beberapa siswa yang menyaksikan kejadian tersebut dilaporkan merasa ketakutan. Kepala Sekolah, Moh. Yunus, membenarkan adanya insiden tersebut dan menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh anggota LSM tersebut. Ia mengungkapkan bahwa kejadian ini sampai membuat anak-anak menjerit ketakutan.

Menurut Yunus, ini bukan kali pertama oknum yang mengaku dari LSM bersikap kurang baik di sekolahnya. Sebelumnya, kejadian serupa pernah terjadi dengan orang yang berbeda yang mengaku sebagai wartawan. Yunus juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep melalui pengawas sekolah.

"Belum melapor ke polisi. Tapi kami masih memikirkan keberlangsungan murid, karena harus bolak balik untuk memenuhi panggilan polisi jika melaporkan itu, kasihan anak-anak," ujar Yunus.

Yunus juga menjelaskan bahwa tidak semua anggota LSM bersikap demikian. Ia mengakui ada beberapa anggota LSM yang datang dengan baik-baik dan menawarkan barang. Ketika pihak sekolah menolak karena keterbatasan anggaran, mereka menerimanya dengan baik.

Insiden ini menjadi perhatian serius dan diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk selalu mengedepankan komunikasi yang baik dan menghindari tindakan yang dapat merugikan orang lain, terutama anak-anak.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Insiden terjadi di SDN Duko 1, Sumenep.
  • Anggota LSM bernama Muhlis diduga memicu kericuhan.
  • Muhlis mempertanyakan penggunaan dana BOS.
  • Pihak sekolah telah melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan.
  • Tidak semua anggota LSM bersikap demikian.