Indonesia Optimistis Raih Target Produksi 2 Juta Kendaraan Listrik pada 2028 Melalui Hilirisasi Nikel dan Kemitraan Strategis
Pemerintah Indonesia menargetkan produksi kendaraan listrik (EV) dalam negeri mencapai 2 juta unit pada tahun 2027-2028. Target ambisius ini merupakan bagian dari strategi nasional di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mempercepat transisi energi bersih dan menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik terkemuka di kawasan Asia Tenggara.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan optimisme tersebut saat membuka acara Energi dan Mineral Forum 2025. Menurutnya, pencapaian target ini memerlukan sinergi dan penguatan industri pendukung, terutama dalam hal penyediaan baterai listrik sebagai komponen vital kendaraan listrik.
Kementerian ESDM memperkirakan bahwa setiap 10 gigawatt (GW) kapasitas baterai dapat mendukung produksi sekitar 150.000 unit mobil listrik. Dengan demikian, untuk mencapai target 2 juta unit kendaraan listrik, Indonesia membutuhkan pasokan baterai dengan kapasitas total mencapai 150 GW.
Strategi Hilirisasi Nikel
Salah satu strategi utama pemerintah untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang kuat adalah melalui hilirisasi nikel. Indonesia memiliki cadangan nikel yang signifikan, yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan nilai tambah nikel dengan mengolahnya di dalam negeri menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi, seperti prekursor katoda dan sel baterai.
Dalam menjalankan strategi hilirisasi nikel, Indonesia menjalin kemitraan strategis dengan China. Menteri Bahlil menjelaskan bahwa pemilihan China sebagai mitra didasarkan pada komitmen dan realisasi investasi yang telah mereka tunjukkan di sektor hilirisasi nikel. Ia juga membuka peluang bagi negara lain untuk berinvestasi.
Keterbukaan Investasi
Pemerintah Indonesia membuka diri terhadap investasi dari berbagai negara, termasuk Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Namun, Menteri Bahlil menekankan pentingnya realisasi investasi yang konkret, bukan hanya sekadar proposal.
"Kita akan groundbreaking ekosistem baterai mobil pada bulan Juni 2025. Ini akan jadi fondasi penting untuk mendukung target produksi 2 juta kendaraan listrik," ujar Bahlil.
Berikut adalah poin-poin penting yang mendukung pencapaian target produksi 2 juta kendaraan listrik:
- Penguatan Industri Pendukung: Fokus pada pengembangan industri baterai listrik dalam negeri.
- Hilirisasi Nikel: Memaksimalkan nilai tambah sumber daya alam nikel sebagai bahan baku baterai.
- Kemitraan Strategis: Menjalin kerjasama dengan investor yang berkomitmen, seperti China.
- Keterbukaan Investasi: Mengundang investasi dari berbagai negara dengan menekankan realisasi konkret.
Dengan strategi yang komprehensif dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia optimis dapat mencapai target produksi 2 juta kendaraan listrik pada tahun 2028, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.