Kendala Teknis Alat Penerjemah, Wamen Dikti Ambil Alih Peran dalam Pertemuan Prabowo-PM China

Dalam sebuah momen tak terduga saat pertemuan bilateral antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China Li Qiang di Istana Kepresidenan Jakarta, Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendikti) Stella Christie mengambil peran sebagai penerjemah dadakan. Situasi ini muncul akibat adanya kendala teknis pada alat penerjemah yang seharusnya digunakan selama pertemuan tersebut.

Menurut penuturan Stella, insiden ini terjadi pada saat PM Li Qiang menyampaikan sambutannya. Stella, yang memiliki kemampuan berbahasa Mandarin, menyadari adanya gangguan pada sistem penerjemahan. Tanpa ragu, ia berinisiatif menawarkan bantuannya kepada Presiden Prabowo.

"Saat Perdana Menteri Li Qiang mulai berbicara, tampaknya terjemahannya belum berfungsi dengan baik. Saya sendiri tidak menggunakan alat interpreter karena saya memahami Bahasa Mandarin," ungkap Stella kepada awak media.

Melihat kesigapan Stella, Prabowo menyambut baik tawaran tersebut dan meminta Stella untuk duduk di sampingnya. Langkah ini diambil untuk memastikan kelancaran acara dan menghindari potensi kesalahpahaman akibat terjemahan yang tidak akurat.

"Situasinya saat itu, semua orang menyadari bahwa alat penerjemah belum berfungsi. Daripada menunggu perbaikan, saya langsung berinisiatif bertanya kepada Bapak Presiden apakah saya bisa membantu. Beliau kemudian meminta saya untuk duduk di sampingnya agar acara dapat berjalan lancar," jelas Stella.

Stella menjelaskan bahwa kendala pada alat penerjemah hanya terjadi pada saat awal sambutan dari PM China. Ketika giliran Prabowo memberikan tanggapan, tidak ada masalah penerjemahan bagi pihak pemerintah China. Pihak China sendiri menyediakan penerjemah yang kompeten dalam menerjemahkan Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia.

"Dari pihak China, mereka memiliki penerjemah yang menerjemahkan dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia. Saat Bapak Presiden Prabowo memberikan sambutan, sistem penerjemahan seharusnya sudah berfungsi dengan baik," imbuhnya.

Lebih lanjut, Stella menambahkan bahwa meskipun alat penerjemah berfungsi dengan baik saat Prabowo berbicara, ia tetap memberikan bantuan tambahan untuk memastikan makna yang disampaikan oleh pihak China tersampaikan dengan tepat kepada Prabowo.

"Meskipun alat penerjemah sudah berfungsi, saya tetap menawarkan bantuan untuk memastikan tidak ada detail penting yang terlewat. Saya menyampaikan langsung kepada Bapak Presiden jika ada nuansa atau makna yang menurut saya kurang lengkap atau perlu diperjelas," pungkasnya.

Kunjungan kenegaraan PM China Li Qiang ke Indonesia pada hari Minggu tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan kerjasama bilateral antara kedua negara. Pertemuan dengan Presiden Prabowo menjadi agenda penting dalam kunjungan tersebut.