Kontroversi Usulan Wali Kota Solo: Pembinaan Anak Bermasalah di Lingkungan Militer, Apa Kata Psikolog?

Wacana yang dilontarkan oleh Wali Kota Solo, Respati Ardi, mengenai pengiriman anak-anak yang dianggap bermasalah ke barak militer untuk mendapatkan pembinaan telah memicu perdebatan di berbagai kalangan. Ide ini muncul sebagai respons terhadap tindakan pelanggaran ketertiban umum, seperti vandalisme, yang dilakukan oleh sejumlah oknum di wilayah Solo.

Seorang Dosen Psikologi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Rafika Nur Kusumawati, memberikan pandangannya terkait usulan ini. Menurutnya, kebijakan tersebut berpotensi memberikan dampak positif jika diimplementasikan dengan tepat, yaitu sebagai wadah untuk menyalurkan energi dan ekspresi anak-anak secara konstruktif. Rafika menjelaskan bahwa kenakalan remaja seringkali merupakan akibat dari kurangnya ruang dan fasilitas yang memadai bagi mereka untuk mengekspresikan diri.

Remaja melakukan tindakan yang dianggap nakal karena keterbatasan ruang dan kesempatan untuk menyalurkan energi mereka. Akibatnya, energi tersebut dialihkan ke hal-hal negatif, yang kemudian memunculkan kenakalan, jelas Rafika.

Rafika menambahkan, lingkungan militer dapat menjadi alternatif solusi karena menawarkan wadah untuk berekspresi melalui pelatihan fisik dan aktivitas yang menekankan disiplin. Ia mencontohkan program serupa yang pernah diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Dengan memasukkan anak-anak ke barak, energi mereka yang terpendam dapat tersalurkan dengan baik. Ini dapat dianggap sebagai terapi bagi anak-anak. Anak yang cenderung agresif dapat dilatih melalui olahraga dan aktivitas fisik lainnya. Di sana, mereka dibina oleh tentara untuk mengeluarkan energi sehingga mereka lebih mampu menerima informasi dan pendidikan dengan lebih baik, karena energinya sudah disalurkan terlebih dahulu, papar Rafika.

Lebih lanjut, Rafika menyoroti bahwa anak-anak yang telah dicap "nakal" seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan seperti ini dapat memberikan mereka tantangan dan dukungan yang mereka butuhkan. "Anak-anak membutuhkan tantangan dan merasa mendapatkan perhatian serta dukungan. Seringkali, anak-anak ini dipandang sebelah mata. Keberadaan mereka di barak memberikan kesempatan untuk berekspresi," ungkapnya.

Wali Kota Respati Ardi sebelumnya menyatakan keinginannya untuk mengirim pelaku pelanggaran ketertiban umum, seperti vandalisme, ke barak militer dengan tujuan memberikan efek jera melalui pembinaan. Meskipun pelaku vandalisme yang tertangkap beberapa waktu lalu telah dewasa, Respati meyakini bahwa pendekatan militer dapat memberikan dampak yang signifikan. "Kemarin ada yang tertangkap karena mencoret-coret tembok dan fasilitas umum. Mereka sudah ditertibkan oleh Satpol PP. Agar jera, kita masukkan mereka ke barak untuk pembinaan," tegasnya.

Wacana ini terus menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Sebagian pihak mendukung usulan tersebut dengan harapan dapat memberikan solusi bagi permasalahan kenakalan remaja dan pelanggaran ketertiban umum. Namun, tak sedikit pula yang meragukan efektivitas pendekatan militer dan mengkhawatirkan dampaknya terhadap perkembangan psikologis anak-anak. Perdebatan mengenai wacana ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang terbaik dan komprehensif dalam menangani permasalahan anak-anak bermasalah di Kota Solo.