Prabowo Subianto Mendorong Integrasi Papua Nugini ke dalam ASEAN

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengemukakan usulan strategis agar Papua Nugini dipertimbangkan sebagai anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Inisiatif ini mencuat dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN yang berlangsung di Malaysia, di mana Prabowo menekankan pentingnya memperluas kerja sama regional dan meningkatkan stabilitas kawasan.

Usulan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya, yang mendampingi Presiden Prabowo dalam forum penting tersebut. Teddy menjelaskan bahwa Prabowo melihat potensi besar dalam integrasi Papua Nugini, terutama dalam memperkuat ketahanan kawasan dan memperluas jaringan kerja sama yang saling menguntungkan. Secara geografis, Papua Nugini berbatasan langsung dengan Indonesia, sehingga integrasinya ke dalam ASEAN akan mempererat hubungan bilateral dan regional.

Saat ini, ASEAN beranggotakan sepuluh negara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Timor Leste telah mendapatkan status pengamat dan dijadwalkan untuk menjadi anggota resmi ke-11 pada Oktober 2025. Dengan populasi gabungan yang diproyeksikan mencapai 700 juta jiwa pada tahun 2025, ASEAN memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi dan politik yang signifikan di dunia. Prabowo meyakini bahwa penambahan Papua Nugini akan semakin memperkuat posisi ASEAN di panggung global.

Dalam sesi pleno KTT ASEAN, Prabowo menyoroti perlunya memperkuat solidaritas di antara negara-negara anggota, menjaga stabilitas kawasan, dan meningkatkan pengaruh ASEAN secara internasional. Dia menekankan bahwa dengan memperluas keanggotaan dan memperdalam kerja sama, ASEAN dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mengatasi tantangan global dan mempromosikan perdamaian dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Integrasi Papua Nugini dipandang sebagai langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.