Produktivitas Berlebihan: Antara Peningkatan Kinerja dan Dampak Negatif pada Kesehatan Mental

Produktivitas Berlebihan: Antara Peningkatan Kinerja dan Dampak Negatif pada Kesehatan Mental

Dalam budaya kerja modern yang serba cepat, konsep toxic productivity atau produktivitas berlebihan sering kali luput dari perhatian dan bahkan dianggap sebagai sesuatu yang positif. Banyak individu, terutama mereka yang memiliki ambisi tinggi, tanpa sadar mendorong diri mereka melampaui batas, bekerja tanpa henti dengan dalih mencapai tujuan. Namun, menurut para ahli, pola perilaku ini justru dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan mental dan alih-alih meningkatkan, malah menurunkan produktivitas secara keseluruhan.

Psikolog klinis, Tara de Thouars, dalam sebuah acara di Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa tekanan yang berlebihan untuk terus-menerus produktif dapat memicu stres dan kecemasan. Kondisi ini, yang dikenal sebagai toxic productivity, membuat seseorang merasa bersalah atau tidak berharga jika tidak terus menerus melakukan sesuatu yang dianggap produktif. Dorongan internal untuk selalu aktif ini sering kali muncul dari keinginan untuk merasa baik atau memvalidasi diri sendiri.

Namun, Tara menekankan bahwa memaksakan diri secara berlebihan dapat menempatkan tubuh dalam kondisi survival mode yang konstan. Saat tubuh terus menerus menerima tekanan tinggi, sistem saraf menjadi tegang, meningkatkan kadar hormon stres, dan mengganggu fungsi tubuh yang normal. Kondisi stres kronis ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental, seperti:

  • Kecemasan
  • Depresi
  • Burnout
  • Gangguan tidur

Lebih lanjut, Tara menjelaskan bahwa segala sesuatu yang berlebihan, termasuk fokus berlebihan pada produktivitas, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Alih-alih memaksakan diri untuk terus bekerja tanpa henti, ia menyarankan untuk mengambil istirahat yang cukup dan memberikan waktu bagi diri sendiri untuk relaksasi dan pemulihan. Beristirahat sejenak dapat membantu menjernihkan pikiran, mengurangi stres, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas jangka panjang.

Keseimbangan antara kerja dan istirahat adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Mengenali batasan diri dan memberikan waktu yang cukup untuk pemulihan adalah investasi penting bagi kesejahteraan diri dan produktivitas jangka panjang.