Amparan Tatak: Kuliner Legendaris Samarinda yang Selalu Diburu Saat Ramadhan
Amparan Tatak: Manisnya Tradisi Ramadhan di Samarinda
Di tengah hiruk pikuk aktivitas menjelang berbuka puasa di Samarinda, Kalimantan Timur, sebuah sajian kuliner khas berhasil menarik perhatian dan menjadi primadona: amparan tatak. Sepanjang Jalan Biawan, deretan pedagang takjil berjejer menawarkan beragam pilihan, namun amparan tatak buatan Awaliyah secara konsisten menjadi incaran warga bahkan hingga luar kota. Selama 15 tahun, Awaliyah tekun menjaga tradisi kuliner ini, dan setiap Ramadhan, gerainya selalu dipadati pembeli. Kegigihannya ini membuahkan hasil yang mengesankan; hampir seluruh amparan tatak yang ia produksi habis terjual sebelum waktu berbuka tiba.
Rahasia kelezatan amparan tatak buatan Awaliyah terletak pada komitmennya terhadap kualitas bahan baku. Ia hanya menggunakan bahan-bahan alami pilihan, seperti santan segar yang kental, gula aren murni yang memberikan rasa manis alami, dan pisang pilihan yang menghasilkan aroma harum. Ketekunan Awaliyah tak hanya terlihat dalam seleksi bahan baku, namun juga pada variasi rasa yang ditawarkan. Selain amparan tatak pisang klasik, ia juga berinovasi dengan menambahkan ketan pandan, ubi ungu, dan labu kuning, memberikan pilihan bagi beragam selera pelanggan. Kendati demikian, amparan tatak pisang tetap menjadi favorit yang tak tergoyahkan. Setiap loyang amparan tatak yang dibuatnya dipotong menjadi 20 bagian dan dijual dengan harga Rp15.000 per potong. Dengan bantuan suaminya, Awaliyah mampu menjual lebih dari 300 potong amparan tatak setiap harinya, sebuah prestasi yang mencerminkan tingginya permintaan pasar.
Kepopuleran amparan tatak Awaliyah bahkan telah melampaui batas kota Samarinda. Banyak pelanggan dari luar daerah yang sengaja datang untuk menikmati kelezatannya. Awaliyah dengan bangga menceritakan tingginya permintaan dari luar kota, bahkan ada yang memesan dalam jumlah besar untuk dibawa ke daerah lain. Hal ini menunjukkan betapa amparan tatak telah menjadi lebih dari sekadar jajanan, namun juga representasi budaya kuliner Kalimantan Timur yang semakin dikenal luas.
Salah seorang pelanggan, Budi (37), mengungkapkan kekagumannya terhadap tekstur lembut dan cita rasa amparan tatak Awaliyah. Ia memuji keseimbangan rasa manis dan gurih, serta aroma pisang yang harum, terutama saat masih hangat. Bahkan, sang istri dinyatakan sangat menyukai amparan tatak buatan Awaliyah. Hal ini menunjukkan bahwa amparan tatak bukan hanya sekadar camilan, melainkan sajian berkualitas yang mampu memuaskan lidah dan menghadirkan kenangan manis di bulan Ramadhan.
Amparan tatak, dengan bahan dasar pisang dan santan serta tekstur lembut dan cita rasa manis-gurihnya, memang sudah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner Samarinda, terutama saat Ramadhan. Kehadirannya dalam berbagai acara adat semakin memperkuat posisinya sebagai kuliner legendaris yang patut dijaga dan dilestarikan. Sukses Awaliyah dalam menjaga tradisi dan mengembangkan bisnis kuliner ini patut diapresiasi sebagai sebuah contoh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mampu bersaing dan bahkan dikenal luas. Kisah suksesnya menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya di Samarinda dan sekitarnya.