Pemerintah Alokasikan Dana Rp 9 Miliar untuk Penyusunan Ulang Sejarah Nasional
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan mengumumkan alokasi anggaran sebesar Rp 9 miliar untuk proyek penulisan ulang sejarah nasional. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengungkapkan bahwa inisiatif ini telah dimulai sejak Januari dan bertujuan untuk menghasilkan materi sejarah yang lebih komprehensif dan relevan bagi generasi muda.
Fokus utama dari penulisan ulang ini adalah untuk menghilangkan bias kolonial dan mengadopsi perspektif Indonesia-sentris dalam narasi sejarah. Fadli Zon menekankan pentingnya meninjau kembali sejarah Indonesia dari sudut pandang bangsa sendiri, terutama setelah 80 tahun kemerdekaan. Proyek ini juga bertujuan untuk menjawab tantangan-tantangan modern, memperkuat identitas nasional, menegaskan otonomi sejarah, serta memastikan relevansi sejarah bagi generasi muda dan melakukan reinventing Indonesian Identity.
Fadli Zon menyoroti pentingnya pemahaman sejarah yang benar di kalangan masyarakat. Ia memberikan contoh bagaimana ketidaktahuan tentang tokoh-tokoh penting seperti Soekarno dan Hatta dapat menimbulkan kebingungan, bahkan menganggap mereka sebagai satu entitas karena nama bandara Soekarno-Hatta. Ia berharap materi sejarah yang baru ini dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Proyek penulisan ulang sejarah ini akan menghasilkan sebuah buku yang terdiri dari 11 jilid, yang mencakup berbagai periode dan aspek sejarah Indonesia:
- Sejarah Awal Nusantara
- Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
- Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
- Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
- Respons terhadap Penjajahan
- Pergerakan Kebangsaan
- Perang Kemerdekaan Indonesia
- Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
- Orde Baru (1967-1998)
- Era Reformasi (1999-2024)
Dengan adanya proyek ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap sejarah Indonesia, serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang kuat.