Brantas Abipraya Pacu Pembangunan Dua Bendungan Strategis untuk Ketahanan Pangan Nasional

PT Brantas Abipraya (Persero) tengah memfokuskan sumber dayanya pada pembangunan dua bendungan krusial yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap program swasembada pangan nasional. Proyek-proyek strategis ini meliputi Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bendungan Jragung yang terletak di Semarang, Jawa Tengah.

Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Dian Sovana, menyampaikan bahwa inisiatif pembangunan bendungan ini bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, melainkan juga merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung peningkatan produktivitas sektor pertanian, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah sekitar. Selain itu, keberadaan bendungan ini juga akan memperkuat ketahanan pangan nasional secara keseluruhan.

"Brantas Abipraya senantiasa hadir untuk Indonesia, dengan mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global," ujar Dian Sovana.

Bendungan Mbay:

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), Bendungan Mbay memiliki peran vital dalam menyediakan air baku dengan proyeksi sebesar 0,21 meter kubik per detik. Lebih dari itu, bendungan ini diharapkan mampu memberikan manfaat irigasi bagi lahan pertanian seluas 5.928 hektare. Pemerintah menaruh harapan besar pada proyek ini, dengan keyakinan bahwa Bendungan Mbay akan menjadi motor penggerak produktivitas pertanian, menjamin ketersediaan air baku yang berkelanjutan, serta membuka peluang pemanfaatan energi baru terbarukan.

Dengan kapasitas tampung mencapai 51 juta meter kubik air, Bendungan Mbay akan menjadi sumber irigasi utama bagi lahan pertanian di Kabupaten Ngagekeo, mencakup area seluas 4.200 hektare, dengan potensi pengembangan hingga 1.900 hektare.

Bendungan Jragung:

Sementara itu, di Jawa Tengah, Brantas Abipraya tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Jragung. Bendungan ini dirancang dengan kapasitas tampung mencapai 90 juta meter kubik dan akan menjadi sumber air baku utama bagi tiga wilayah sekaligus, yaitu Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan. Bendungan Jragung akan menyediakan pasokan air baku sebesar 500 liter per detik untuk Semarang, serta masing-masing 250 liter per detik untuk Grobogan dan Demak.

Selain berfungsi sebagai sumber air, Bendungan Jragung juga akan mengairi sekitar 4.528 hektare lahan pertanian di wilayah irigasi Jragung, Kabupaten Demak. Kehadiran bendungan ini diharapkan mampu meningkatkan intensitas tanam dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun, sehingga memberikan dampak positif yang signifikan terhadap produksi pertanian lokal. Lebih lanjut, Bendungan Jragung juga memiliki peran penting dalam pengendalian banjir. Bendungan ini dirancang untuk mengurangi risiko banjir di daerah hilir, khususnya Semarang, dengan menurunkan debit banjir dari 378.000 meter kubik per detik menjadi 170.000 meter kubik per detik atau sekitar 45%.

"Melalui bendungan, kita dapat meningkatkan produktivitas pertanian, mempermudah masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih untuk berbagai keperluan, serta meningkatkan perekonomian masyarakat," pungkas Dian Sovana.