Aksi Penertiban Pengemis Badut di Klender Berujung Ricuh, Petugas Sosial Mundur Karena Dikerumuni Massa

Aksi penertiban seorang pengemis yang menggunakan kostum badut dan membawa seorang anak kecil di sekitar Stasiun Klender Baru, Jakarta Timur, pada Minggu (25/5/2025) malam, berujung ricuh. Petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) dari Suku Dinas Sosial Jakarta Timur yang hendak mengamankan pengemis tersebut terpaksa mundur karena mendapat perlawanan dari masyarakat sekitar, termasuk sejumlah preman.

Rizqon Hermawan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, menjelaskan bahwa awalnya pengemis tersebut bersikap kooperatif saat didekati petugas. Namun, situasi berubah drastis ketika petugas mencoba berkomunikasi lebih lanjut. Menurut Rizqon, pengemis tersebut tiba-tiba berteriak histeris dan menangis, yang kemudian memicu reaksi dari masyarakat sekitar. Kerumunan massa, termasuk beberapa preman yang berada di area tersebut, mulai membela pengemis itu dan mengepung petugas P3S.

"Selang beberapa menit pengemis berteriak-teriak, menangis histeris, membuat masyarakat, bahkan preman di area tersebut membela pengemis. Petugas dikerumuni oleh preman di area," ujar Rizqon.

Petugas P3S sebenarnya berniat membawa pengemis tersebut ke kantor Dinas Sosial untuk dilakukan pendataan dan pembinaan lebih lanjut. Namun, dengan eskalasi situasi yang meningkat dan massa yang semakin tidak terkendali, petugas memutuskan untuk menghindari konfrontasi lebih lanjut. "Dikarenakan menghindari hal yang tidak diinginkan, maka petugas hanya mengedukasi dan tidak dijangkau (tidak dibawa) langkah selanjutnya, petugas akan memonitor secara berkala," imbuh Rizqon.

Akibat insiden ini, petugas belum dapat melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap anak kecil yang selalu dibawa oleh pengemis tersebut. Rizqon menambahkan bahwa pihaknya belum sempat banyak berkomunikasi dengan pengemis tersebut karena yang bersangkutan tidak kooperatif. Meskipun demikian, dari pengamatan visual, Rizqon menyatakan bahwa kondisi anak tersebut tampak sehat.

Kasus ini mencuat setelah sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @kabar.jaktim menjadi viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan seorang wanita berkostum badut duduk sambil menggendong seorang anak yang tertidur lelap. Dalam narasi video tersebut, disebutkan bahwa anak tersebut selalu terlihat tertidur pulas, baik di sore maupun malam hari, yang menimbulkan kecurigaan akan kondisi kesehatannya.

"Kondisi anak selalu tertidur pulas, baik itu sore hari atau malam hari. Kebetulan saya merekam kondisi menjelang maghrib dan malam hari. Mohon perhatiannya karena kondisi anak yang selalu tertidur itu sangat tidak wajar," tulis keterangan dalam video tersebut.

Selain itu, video tersebut juga menyoroti kebiasaan pengemis badut tersebut membawa anaknya mengemis dalam kondisi hujan. Hal ini memicu keprihatinan dari warganet yang meminta pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan.

"Apalagi terkadang anak itu dibawa keluar dalam kondisi hujan. Tolong petugas yang berwenang ditindak lanjuti, kasihan anaknya," tulis @kabar.jaktim.

Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, telah merespons video viral tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti kasus ini melalui Suku Dinas Sosial terkait. "Segera dicek oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Timur dan akan tindak lanjut segera," kata Munjirin saat dikonfirmasi.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan mengenai penanganan masalah sosial seperti pengemis yang membawa anak kecil. Beberapa pihak berpendapat bahwa tindakan tegas perlu diambil untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi, sementara pihak lain menekankan pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dan mempertimbangkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mendasari praktik mengemis.