Renovasi Molor, SDN 03 Gondangdia Terapkan Jadwal Padat Demi Tampung Siswa SDN 02 Cikini

Keterlambatan penyelesaian proyek renovasi total gedung SDN 02 Cikini di Jakarta Pusat berdampak pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah lain. Sejak Mei 2024, SDN 03 Gondangdia harus menampung sementara siswa-siswi dari SDN 02 Cikini, yang menyebabkan penyesuaian jadwal belajar yang signifikan.

Hary Pujianto, Kepala SDN 03 Gondangdia, menjelaskan bahwa pemanfaatan bersama gedung sekolah menuntut pembagian ruang dan waktu yang ketat. "Kami memadatkan jadwal pelajaran agar seluruh kegiatan dapat terselesaikan sebelum pukul 12.00," ujarnya. Biasanya, KBM berlangsung hingga pukul 13.00. Keterbatasan jumlah ruang kelas menjadi tantangan utama. SDN 03 Gondangdia hanya memiliki 11 kelas, sementara SDN 02 Cikini membawa 14 rombongan belajar.

Sistem belajar shift diberlakukan, terutama untuk siswa kelas 1 dan 2. Durasi setiap mata pelajaran pun dipangkas sekitar lima menit. Kegiatan rutin seperti shalat berjamaah ditiadakan sementara demi efisiensi waktu. Kegiatan ekstrakurikuler pun terkena imbasnya. Ekstrakurikuler pencak silat, misalnya, dipindahkan ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Akses ke perpustakaan sekolah juga terganggu. Layanan perpustakaan keliling dari Dinas Pendidikan menggantikan fungsi perpustakaan karena ruang perpustakaan digunakan sebagai ruang guru sementara bagi SDN 02 Cikini.

Meski demikian, Hary menegaskan bahwa pihaknya memahami dan menerima kondisi tersebut. "Gedung ini milik pemerintah, dan yang memakainya juga institusi pemerintah. Kami sadar, suatu saat kami juga bisa mengalami rehabilitasi dan harus menumpang di tempat lain," ucapnya. Rahmat Hidayat, Kepala SDN 02 Cikini, menuturkan bahwa proyek pembangunan sekolahnya semula ditargetkan selesai dalam enam bulan sejak Mei 2024. Namun, hingga akhir Mei 2025, progres pembangunan baru mencapai sekitar 90 persen. Target penyelesaian mundur menjadi 22 Juni 2025, bertepatan dengan awal tahun ajaran baru.

Selama masa relokasi, para guru dan siswa SDN 02 Cikini harus beradaptasi dengan ruang yang terbatas. Ruang guru, misalnya, dipenuhi barang bawaan dari sekolah asal. Bahkan, ruang guru sementara berada di bekas perpustakaan dan harus berbagi dengan barang-barang yang tidak bisa disimpan di gudang. Rahmat tetap melihat sisi positif dari proyek renovasi ini. Ia menyebut penambahan fasilitas seperti speaker di setiap kelas sebagai aset jangka panjang yang sangat membantu.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyoroti keterlambatan proyek pembangunan enam sekolah di Jakarta, termasuk SDN 02 Cikini, yang mengalami deviasi progres hingga minus 31 persen dari target. Kepala Satgas II Direktorat Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Wilayah II KPK, Dwi Aprilia Linda Astuti, menekankan pentingnya perencanaan dan pengadaan yang matang, termasuk audit berkala serta evaluasi metode pemaketan kegiatan. KPK mendorong Dinas Pendidikan Jakarta dan Inspektorat untuk meningkatkan koordinasi guna mencegah terulangnya keterlambatan serupa.